Suara.com - Stres sering dijadikan alasan seseorang yang ingin bunuh diri. Psikolog mengatakan, ada alasan khusus mengapa stres bisa memicu pikiran tersebut.
Stres sebenarnya menjadi reaksi alami tubuh ketika mengalami kondisi atau lingkungan yang dianggap sebagai ancaman. Reaksi tersebut menimbulkan munculnya gejala tertentu baik secara fisik juga psikis.
"Misalnya, tangan berkeringat, jantung berdebar, kemudian kepala sakit, badan sakit. Secara psikoligis, jadi gelisah, panik, tidak bisa tenang, ada masalah tidur, itu adalah gejala seseorang mengalami stres," kata Psikolog RSPI Sulianti Saroso Barita Ulina Sianturi, P.Si., dalam siaran langsung Radio Kesehatan Kemenkes, Senin (22/2/2021).
Jika respon fisik dan psikologis itu terjadi terus menerus dalam beberapa waktu, tentu akan menimbulkan rasa nyaman. Oleh sebab itu, pentingnya mengatasi stres, lanjut Barita.
Stres yang tidak mampu diatasi hingga menyebabkan depresi itu lah yang bisa mendorong pikiran seseorang melakukan bunuh diri.
"Selain stres, orang juga bisa mengalami depresi. Artinya orang mulai kehilangan minat sampai akhirnya tahap seperti itu karena merasa buah simalakama," imbuhnya.
Orang-orang dengan riwayat permasalahan psikologis juga memiliki kecenderungan untuk bunuh diri, kata Barita. Termasuk juga orang yang memiliki penyakit berat ditambah dengan permasalahan keluarga yang tidak bisa diselesaikan dapat memperburuk kondisi psikologis.
"Untuk anak-anak mungkin karena kesulitan belajar, tugas-tugasnya banyak. Memang kondisi pandemi yang kompleks yang memungkinkan seseorang bisa memikirkan untuk bunuh diri," ujarnya.
Barita mengingatkan bahwa stresor itu harus bisa dikelola dengan baik karena setiap orang tidak mungkin selalu terhindar dari stres. Hanya saja yang perlu dilakukan memastikan stres cukup berada pada tingkat yang ringan dengan cara mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi.
Baca Juga: Sering Dialami Wanita, Gila Kerja Berdampak Buruk pada Kesehatan Mental
"Perlu melakukan identifikasi masalahnya apa, apakah sumber masalahnya diri sendiri atau keluarga atau pekerjaan atau hanya cemas saja," jelasnya.
Setelah itu, jangan pernah menangkal stres yang dihadapi karena upaya itu justru membuat gejalanya makin parah.
"Malah akan semakin berdebar, akan semakin tidak tenang, karena kita menolak. Kalau kita memang sedang mengalami stres, terima aja dulu menerima dan mengakui bahwa saya memang lagi stres jadi nanti untuk selanjutnya ketika sudah mulai tenang bisa lakukan identifikasi masalah yang sedang dihadapi," paparnya.
Berita Terkait
-
Baca 41 Buku tentang Nabi Muhammad, Mongol Stres Temukan Pedoman Hidup
-
Psikolog Angkat Bicara Soal Gen Z yang Suka Nunda Nikah karena Finansial
-
Benarkan Alex Tewas di Tahanan, Kapolres Jaksel: Lebih Jelasnya Nanti Malam
-
Jangan Dipendam Sendiri! Pemprov DKI Sediakan Psikolog Gratis 24 Jam untuk Warga Jakarta
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah