Suara.com - Insomnia, yang termasuk kondisi sulit, tidur, tetap tertidur atau bangun terlalu pagi, merupakan kondisi umum pada orang tua. Sulit tidur dapat diperburuk oleh osteoartritis, bentuk artritis paling umum yang menyebabkan nyeri sendi.
Meski ada terapi yang efektif untuk mengobati insomnia pada orang tua, banyak yang tidak dapat mengaksesnya karena tinggal di wilayah dengan layanan kesehatan terbatas.
Untuk mengatasinya, para peneliti di University of Washington dan Kaiser Permanente Washington Health Research Institute mencoba mengetahui apakah terapi hanya melalui telepon berhasil meningkatkan perawatan insomnia.
Dalam studi yang melibatkan pasien di sistem Kaiser Permanente Washington, peneliti menemukan pendekatan tersebut efektif untuk insomnia.
Terapi melalui beberapa panggilan telepon, yang terdiri dari pelatihan dan pendidikan terpandu untuk mengatasi insomnia, juga membantu mengurangi kelelahan serta rasa sakit terkait osteoartritis, lapor Medical Xpress.
"Ini sangat menarik. Penelitian kami menunjukkan perawatan ini dapat diberikan melalui telepon, dan itu efeknya berkelanjutan hingga satu tahun," kata Susan M. McCurry, penulis utama dan profesor penelitian di Sekolah Keperawatan UW.
Menurutnya, hal terpenting adalah orang tua yang tinggal di pedesaan atau daerah lain dengan akses internet dan layanan kesehatan terbatas berpotensi dapat tertolong.
"Ketika orang bisa terbebas dari masalah tidur, mereka akan berfungsi lebih baik di siang hari. Mereka akan merasa lebih baik secara emosional, tidak mudah tersinggung dan berpikir lebih jernih," sambungnya.
Peneliti menyimpulkan bahwa manfaat pengobatan insomnia berbasis telepon adalah besar dan dapat bertahan selama satu tahun, bahkan pada pasien dengan gejala insomnia dan nyeri parah.
Baca Juga: Tak Perlu Terapi, Olahraga Rutin Bisa Bikin Tingkat Pemicu Migrain Rendah
Studi juga menemukan adanya pengurangan gejala nyeri tersebut, meski tidak berlangsung selama setahun penuh.
Sementara hasil studi dapat memberikan harapan, penulis mengatakan mungkin ada beberapa orang belum memiliki akses ke sistem pengobatan berbasis telepon juga.
Namun, mereka masih dapat berbicara dengan penyedia layanan medis untuk mengetahui pilihan pengobatan yang tersedia untuk mereka sekarang.
Penelitian yang dinamai Osteoartritis dan Terapi untuk Tidur, atau OATS, terbit pada Senin (22/2/2021) di JAMA Internal Medicine.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia