Suara.com - Tingkat gairah seksual dan libido sangat bervariasi pada setiap orang. Namun, ada beberapa orang yang mudah atau selalu terangsang. Apakah ini normal?
Para ahli mengaku sulit untuk menetapkan tingkat 'normal' dalam hal gairah dan frekuensi aktvitas seksual.
Namun, mereka menjelaskan bahwa dorongan seks yang normal dan sehat adalah yang membuat Anda nyaman, entah menginginkan berhubungan seks sebulan sekali atau dua kali sehari.
"Perbedaan utama antara seksualitas normal atau sehat dan seksualitas mengkhawatirkan adalah tekanan dalam seksualitas Anda, perasaan tidak terkendali, dan atau adanya konsekuensi buruk terhadap perilaku seksual Anda," jelas Sarah Melancon, PhD, sosiolog, seksolog klinis, dan pakar seksualitas dan hubungan di SexToyCollective.com.
Jika Anda yakin dorongan seksual yang dirasakan masih dalam titik kenyamanan pribadi, kemungkinan berikut penyebabnya, dilansir dari Health:
1. Hanya terangsang dengan pasangan
Umumnya, ini terjadi pada awal tahap hubungan, sekitar tiga bulan pertama hingga dua tahun. Ini cenderung ditandai dengan gairah dan kegembiraan yang seringkali dianggap sebagai gairah dan aktivitas seksual yang tinggi.
"Ini sering disebut tahap 'limerence' dalam suatu hubungan dan melibatkan sejumlah hormon dan neurotransmiter yang menciptakan perasaan emosional serta hasrat seksual yang sangat kuat," jelasnya.
2. 'Kecanduan' seks
Baca Juga: Anak Kembar Jadi Korban Pelecehan Seksual Pacar Ibunya Sendiri
Kecanduan seks sama seperti ketagihan dalam bermain video game, penggunaan ponsel, atau menonton film porno. Pada dasarnya, perilaku ini tidak membuat ketagihan secara fisiologis seperti halnya narkoba atau alkohol.
"Kecanduan seks memengaruhi remaja dan orang dewasa. Beberapa orang berpendapat bahwa masturbasi atau berhubungan seks secara berulang membantu mereka mencapai kesenangan yang setara dengan menggunakan narkoba," jelas Leela R. Magavi, MD, psikiater dan direktur medis regional untuk Community Psychiatry di California.
3. Mengalami gangguan hiperseksualitas
Magavi mengatakan kecanduan seks dan hiperseksualitas dapat memengaruhi fungsionalitas individu dan menyebabkan masalah hubungan.
Melancon juga mengatakan ada sejumlah alasan mengapa dorongan seks dapat meningkat dan patut untuk diperhatikan.
"Seks dapat digunakan sebagai mekanisme koping, seperti cara orang minum (alkohol) atau menggunakan obat-obatan untuk menghindari emosi dan masalah mereka," kata Melancon.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan