Suara.com - Suasana hati benar-benar dapat memengaruhi kesehatan Anda, demikian dikatakan Dr. Erin Michos, direktur Women's Cardiovascular Health di Johns Hopkins di Baltimore.
Studi menunjukkan emosi negatif — termasuk kemarahan, permusuhan, dan pesimisme — terkait dengan risiko penyakit jantung yang lebih tinggi dan kemungkinan pemulihan yang lebih rendah dari peristiwa seperti serangan jantung, serta kesehatan kognitif yang lebih buruk.
Sebaliknya, semakin banyak penelitian menunjukkan perasaan seperti kebahagiaan, optimisme, rasa syukur, atau kepuasan dalam hidup, mengarah pada kesehatan jantung dan otak yang lebih baik.
Sebuah studi tahun 2016 di Health Psychology bahkan menemukan bahwa memiliki pasangan yang bahagia dapat meningkatkan kesehatan seseorang secara keseluruhan dan meningkatkan perilaku sehat, seperti menjadi lebih aktif secara fisik.
Ada banyak alasan untuk ini, kata Michos, seorang ahli jantung yang ikut menulis pernyataan ilmiah American Heart Association baru-baru ini tentang cara kesehatan psikologis memengaruhi kesehatan jantung dan otak.
Perasaan negatif yang kuat, seperti amarah, dan stres, kecemasan, atau depresi, mengaktifkan amigdala, wilayah di otak yang menangani emosi. Ini mengaktifkan respons "melawan atau lari" di tubuh, memicu pelepasan kortisol dan adrenalin, hormon yang membuat jantung berdetak lebih cepat dan tekanan darah meningkat.
"Ini bisa membuat stres jantung, terutama bagi orang yang memiliki kondisi jantung yang buruk," katanya
Ini juga dapat menyebabkan trombosit darah membentuk gumpalan, dan memicu pecahnya plak di jantung atau otak, menyebabkan serangan jantung atau stroke. Stres berkepanjangan juga meningkatkan peradangan dan menurunkan respons imun tubuh.
Respon biologis ini mungkin diperparah oleh perilaku berbahaya, misalnya pada orang dengan mekanisme koping yang buruk dalam menghadapi stres, seperti kurang tidur, makan berlebihan, dan kurang berolahraga.
Baca Juga: Bukan Cuma Bikin Bahagia, Ini Pentingnya Beri Apresiasi Pada Seseorang
Di sisi lain, menurunkan stres melalui perasaan positif juga memengaruhi sirkuit otak, kata Jill Goldstein, pendiri dan direktur eksekutif Innovation Center on Sex Differences in Medicine, sekaligus profesor psikiatri dan kedokteran di Harvard Medical School di Boston.
Perhatian penuh, humor, dan keterampilan mengatasi kondisi mental lainnya dapat membantu orang tetap sehat dengan mengurangi jumlah kortisol yang mengalir di tubuh mereka, kata Goldstein. Pada wanita, ini dapat melindungi produksi estradiol, sejenis estrogen yang penting untuk menjaga kesehatan otak yang baik.
"Kita juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh saat kita membantu mengatur respons stres," katanya.
"Otak berbicara kepada tubuh dan menenangkan tubuh. Ini memperlambat pernapasan dan detak jantung Anda. Beberapa orang lebih mampu melakukan ini daripada yang lain," tambahnya lagi, melansir dari Healthshots
Dan penelitian juga menunjukkan bahwa apapun yang baik untuk jantung, juga baik untuk otak.
Michos mengatakan orang tidak harus ceria atau santai secara alami untuk mendapatkan manfaat ini. Beberapa di antaranya bisa dipelajari, misalnya dengan memupuk pemikiran positif serta mekanisme koping untuk menghadapi kesulitan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis