Suara.com - Sebuah studi baru menemukan bahwa mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat berkualitas buruk memiliki banyak efek buruk pula pada kesehatan. Hal ini bahkan bisa memicu risiko serangan jantung, stroke hingga kematian.
Melansir dari Heathshots, temuan studi tersebut dipublikasikan di New England Journal of Medicine. Studi global itu berfokus pada orang-orang yang tinggal di lima benua dan menyimpulkan bahwa pola makan tinggi karbohidrat berkualitas buruk menyebabkan risiko serangan jantung, stroke, dan kematian yang lebih tinggi.
Risiko yang lebih tinggi dari pola makan tinggi karbohidrat berkualitas buruk disebut diet glisemik tinggi. Sebanyak 137.851 orang berusia 35 hingga 70 tahun dipantau selama rata-rata 9,5 tahun melalui studi Population Urban and Rural Epidemiology (PURE) yang dijalankan oleh Population Health Research Institute (PHRI) dari McMaster University dan Hamilton Health Sciences.
Tim peneliti menggunakan kuesioner makanan untuk mengukur asupan makanan jangka panjang peserta dan memperkirakan indeks glikemik, yakni peringkat makanan berdasarkan pengaruhnya terhadap kadar gula darah.
Hasilnya, peserta yang mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik 20 persen tertinggi memiliki risiko 50 persen lebih mungkin untuk mengalami serangan kardiovaskular, stroke, atau kematian bagi mereka dengan kondisi jantung. Sementara bagi peserta sehat, konsumsi makanan tinggi karbohidrat kualitas buruk risikonya mencapai 20 persen.
"Saya telah mempelajari dampak pola makan tinggi glisemik selama beberapa dekade dan penelitian ini meratifikasi bahwa konsumsi karbohidrat berkualitas rendah dalam jumlah tinggi menjadi masalah di seluruh dunia," kata penulis utama David Jenkins, profesor ilmu nutrisi dan kedokteran di Universitas tersebut.
Sebagian besar buah, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian utuh memiliki indeks glikemik rendah, sedangkan roti putih, nasi, dan kentang adalah makanan karbohidrat dengan indeks glikemik tinggi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
DPR 'Sentil' Menkeu Purbaya, Sebut Kebijakan Rp200 Triliun Cuma Jadi Beban Bank & Rugikan Rakyat!
-
Ivan Gunawan Blak-blakan: Dijauhi Teman Pesta Usai Hijrah dan Risih Dipanggil 'Haji'
-
5 Prompt AI Viral: Ubah Fotomu Jadi Anime, Bareng Idol K-Pop, Sampai Action Figure
-
Media Belanda Julid ke Eliano Reijnders yang Gabung Persib: Penghangat Bangku Cadangan, Gagal
-
Sudah di Indonesia, Jebolan Ajax Amsterdam Hilang dari Skuad
Terkini
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA