Suara.com - Penyakit hati berlemak terbagi menjadi dua kategori, alkoholik (AFLD) dan non-alkohol (NAFLD). Kategori pertama dikaitkan dengan kebiasaan minum alkohol berlebihan dan kategori kedua berkaitan dengan obesitas dan gaya hidup buruk.
Menurut penelitian, penyakit hati berlemak non-alkohol lebih sering menjadi penyebab penyakit hati kronis di negara maju. Sebagian besar orang dalam kategori ini tidak menunjukkan gejala awal.
Gejala mungkin hanya muncul ketika NAFLD menyebabkan sirosis, jaringan paru pada hati yang disebabkan oleh kerusakan hati jangka panjang.
Berdasarkan artikel di Pharmaceutical Journal, sirosis bisa menyebabkan banyak perubahan yang mengganggu ketika fungsi hati mulai memburuk.
Salah satu gejala yang terlihat jelas akibat kondisi ini adalah perubahan kuku. Sedangkan tanda peringatan lain dari NAFLD termasuk, penyakit kuning mata dan kulit menguning), asites (cairan di rongga perut), splenomegali (limpa membesar).
Menurut NHS, NAFLD sering didiagnosis setelah tes darah yang menunjukkan hasil tidak normal dan kondisi hati lainnya, seperti hepatitis.
Tapi dilansir dari Express, tes darah ini tidak selalu menunjukkan hasil NAFLD. Kondisi ini juga bisa terlihat selama pemindaian ultrasonografi perut.
Ultrasonografi perut adalah jenis pemindaian di mana gelombang suara digunakan untuk membuat gambar bagian dalam tubuh Anda.
Faktor risiko
Baca Juga: WHO: Pandemi Virus Corona Tidak akan Berakhir Tahun Ini Walau Ada Vaksin
Sejauh ini, belum jelas hal-hal yang membuat seseorang lebih berisiko menderita penyakit hati berlemak, khususnya kategori non-alkohol.
Namun, risiko penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD) berkaitan dengan sejumlah penanda penyakit kronis, termasuk obesitas, resistensi insulin, gula darah tinggi dan kadar lemak tinggi.
Bagi sebagian orang, lemak berlebih ini bertindak sebagai toksin pada sel hati, sehingga menyebabkan peradangan hati dan NASH yang bisa mengakibatkan penumpukan jaringan parut di hati.
Pada kondisi ini, dokter biasanya menyarankan Anda melakukan perubahan gaya hidup untuk mencegah kondisi semakin parah.
Dokter juga akan merekomendasikan perawatan untuk masalah medis tertentu atau komplikasi apa pun akibat penyakit hati berlemak.
Ada berbagai pengobatan yang biasa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini, termasuk mengonsumsi obat tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan diabetes tipe 2.
Berita Terkait
-
Fuji Diduga Salat Pakai Kuku Palsu, Netizen: Gak Sah, Air Wudhu Gak Masuk
-
Rahasia Kuku Sehat & Kuat Secara Alami: Ini 7 Tips yang Wajib Kamu Coba
-
10 Warna Kutek yang Cocok untuk Kulit Sawo Matang, Bikin Penampilan Makin Elegan dan Mewah
-
Ganti Warna Kuku Kapan Saja! 7 Nail Polish Peel Off yang Wajib Dicoba
-
Waspadai Penyakit Menular dari Hewan Kurban Saat Idul Adha, Jangan Sepelekan!
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya