Suara.com - Buah dan sayur memberikan banyak manfaat kesehatan bagi tubuh, karena mengandung banyak serat, vitamin, mineral, dan nutrisi lainnya. Tapi, para ahli menyarankan untuk mengonsumsi setidaknya lima porsi buah dan sayuran sehari untuk mendapatkan manfaat tersebut.
Berdasarkan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bahwa makan minimal 400 gram buah dan sayuran sehari bisa menurunkan risiko masalah kesehatan serius, seperti penyakit jantung, stroke, dan kanker.
Penelitian baru dalam jurnal Irculation menunjukkan lima porsi buah dan sayuran adalah jumlah yang optimal. Misalnya, dua porsi buah dan 3 porsi sayuran.
Studi tersebut menemukan bahwa tidak ada manfaat kesehatan tambahan yang bisa diperoleh bila Anda makan lebih dari 5 porsi buah dan sayuran sehari.
Peneliti dari Harvard Medical School mendapatkan kesimpulan ini setelah memeriksa data dari hampir 2 juta orang dewasa di seluruh dunia, termasuk dua penelitian yang mencakup 100 ribu orang dewasa selama 30 tahun.
Sementara, penelitian ini masih memiliki keterbatasan, karena observasinya berdasarkan pada asosiasi bukan penyebab. Konsumsi 2 porsi buah dan 3 porsi sayuran setiap hari berkaitan dengan risiko kematian terendah secara keseluruhan.
Mereka yang mengonsumsinya dalam jumlah optimal bisa mengurangi risiko kematian dari semua penyebab sebesar 13 persen, penyakit jantung dan stroke sebesar 12 persen, kanker sebesar 10 persen dan penyakit pernapasan sebesar 35 persen.
Namun, tidak semua buah dan sayuran memberikan manfaat umur panjang atau meningkatkan usia harapan hidup. Sayuran bertepung seperti kacang polong, jantung, dan kentang tidak dikaitkan dengan penurunan risiko kematian.
Tips diet utama lainnya
Baca Juga: Dua Orang di Kalimantan Terinfeksi Virus Corona B117, Begini Kondisinya
Makan 5 porsi buah sayuran setiap hari harus menjadi bagian diet sehat dan seimbang. Panduan Eatwell juga merekomendasikan pola makan sehat dan seimbang, seperti:
- Makanan berserat tinggi, seperti kentang, roti, nasi atau pasta
- Minum beberapa alternatif susu, seperti minuman kedelai
- Makan beberapa kacang-kacangan, ikan, telur, daging dan protein lainnya
- Minum banyak cairan, setidaknya 6 hingga 8 gelas sehari
- Gunakan minyak tak jenuh pada makanan mereka dalam jumlah kecil
"Jika Anda memiliki makanan dan minuman yang tinggi lemak, garam dan gula, lebih baik mengurangi untuk mengonsumsinya," jelas NHS dikutip dari Express.
Karena, konsumsi terlalu banyak makan dengan lemak jenis bisa meningkatkan jumlah kolesterol dalam darah, yang meningkatkan risiko penyakit jantung. Contoh lemak jenuh termasuk pai daging, sosis, dan potongan daging berlemak.
Menurut NHS, Anda harus mencoba mengganti makanan yang mengandung lemak jenuh dengan sejumlah kecil makanan tinggi lemak tak jenuh. Contoh lemak tak jenuh, seperti ikan berminyak, kacang, biji-bijian, alpukat, dan minyak sayur.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan