Suara.com - Sekitar satu juta orang di Amerika Serikat dan 10 juta orang di seluruh dunia menderita penyakit parkinson. Penyakit parkinson adalah gangguan neurodegeneratif kedua yang paling umum setelah penyakit Alzheimer.
Melansir dari Medical News Today, penyakit parkinson adalah kelainan otak progresif yang memengaruhi neuron penghasil dopamin. Kondisi ini menyebabkan tremor, kekakuan otot, dan lambatnya gerakan.
Kehilangan dan degenerasi neuron penghasil dopamin di wilayah tertentu di otak yang disebut substansia nigra menyebabkan gejala terkait gerakan atau motorik yang dapat menjadi ciri penyakit Parkinson. Tidak ada obat untuk penyakit Parkinson, meskipun beberapa perawatan obat dapat membantu meringankan gejalanya.
"Saat ini, tidak ada obat pencegahan untuk penyakit Parkinson," kata Dr. Akiko Kojima-Yuasa, seorang profesor di Sekolah Pascasarjana Ilmu Kehidupan Manusia di Universitas Kota Osaka, di Jepang.
"Kami hanya memiliki perawatan untuk mengatasi gejala," imbuhnya.
Salah satu penyebab hilangnya sel di substansia nigra adalah stres oksidatif. Hal ini membuat Dr. Kojima-Yuasa dan rekannya menyelidiki apakah sesaminol, antioksidan kuat dapat mencegah kematian sel saraf pada model Parkinson. Penelitian mereka telah dipublikasikan di jurnal Heliyon.
Sesaminol ditemukan berlimpah di dalam biji wijen yang merupakan produk limbah dari ekstraksi industri minyak wijen.
Para peneliti menggunakan bahan kimia beracun yang disebut 6-hydroxydopamine untuk memodelkan kerusakan oksidatif yang terjadi di Parkinson. Ketika mereka menerapkan bahan kimia tersebut ke sel saraf manusia yang tumbuh di kultur laboratorium, konsentrasi spesies oksigen reaktif yang merusak meningkat, dan sel-sel itu mulai mati.
Kemudian ketika menambahkan sesaminol ke dalam kultur, sesaminol secara signifikan mengurangi konsentrasi spesies oksigen reaktif dan mencegah kematian sel. Sesaminol tampaknya melindungi sel dari kerusakan oksidatif dengan meningkatkan produksi dua protein pelindung yakni Nrf2 dan NQO1 yang kemudian menyebabkan penyakit parkinson.
Baca Juga: Jangan Kebanyakan Susu Rendah Lemak, Ternyata Begini Dampaknya
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut