Suara.com - Hari Ginjal Sedunia menjadi momen tepat mengampanyekan gaya hidup sehat untuk mencegah penyakit ginjal.
Namun jika sudah mengalaminya, tak perlu khawatir. Sebab, pasien ginjal termasuk dalam peserta Jaminan Kesehatan Nasional yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Menurut Direktur Utama Dewan Direksi BPJS Kesehatan, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, MSc., PhD menyampaikan, salah satu strategi pemberdayaan pasien adalah dengan memfasilitasi akses pengobatan yang berkualitas.
Sebagai contoh, pasien harus terbebas dari gejala-gejala komplikasi terkait dengan PGK (penyakit ginjal kronik) seperti kecemasan, depresi, gangguan tidur, gangguan penyesuaian, anemia dan gatal-gatal, dengan cara mengidentifikasi gejalanya.
Selain itu, akses untuk mendapatkan pengobatan harus sesuai dengan gangguan yang dialami pasien.
Namun, satu dari sepuluh orang dengan penyakit ginjal kronik tidak menyadari penyakitnya. Hal ini dijelaskan karena gejala pada tahap awal tidak dirasakan.
Menurut data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan, di tahun 2013 didapatkan prevalensi penyakit ginjal kronik dua per seribu penduduk.
Pasien yang menjalani hemodialisis paling banyak di hadapi oleh usia yang masih produktif, yaitu usia 45-54 tahun yang menempati urutan terbanyak, dan diikuti oleh usia 55-64 tahun.
“Selain terapi obat, pasien PGTA (Penyakit Ginjal Tahap Akhir) juga dapat dihadapkan pada pilihan terapi pengganti ginjal yang disesuaikan dengan tujuan, prioritas, dan nilai hidup baik pasien maupun pendamping pasien,” ungkapnya lewat daring, Rabu (10/3/2021).
Baca Juga: BPJS Kesehatan Mendengar Banjir Masukan dari Asosiasi Kesehatan
Selain itu, peran dari pemangku kebijakan antara lain meningkatkan sumber daya untuk penyediaan layanan kesehatan yang komprehensif, termasuk obat-obatan, nutrisi, layanan rehabilitasi, serta menjamin akses perawatan kesehatan.
Hal ini dijelaskan oleh Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Dr. Rita Rogayah, Sp.P(K), MARS, yang harus dilakukan beberapa kegiatan dan regulasinya, seperti bagaimana sistem informasinya.
Dalam regulasinya juga dilihat bagaimana meningkatkan akses fasilitas kesehatan, juga sarana dan prasarananya, peralatannya, dan SDM-nya.
"Yang penting juga, mutu yang ada di fasilitas kesehatan tersebut. Ini diharapkan dapat terwujudnya akses pelayanan ginjal di pelayanan dasar dan rujukan yang berkualitas. Sehingga masyarakat betul-betul mendapat pelayanan yang bermutu," paparnya.
Selain itu juga disampaikan, bahwa pencegahan lebih baik dari pengobatan, yaitu dengan diagnosis dini, dengan mengendalikan faktor risiko PGK seperti hipertensi, diabetes, yang memegang peranan penting untuk mencegah kerusakan ginjal dan menjaga kualitas hidup.
Tag
Berita Terkait
-
Di Mata Sang Penambal Ban Asal Pati Ini, JKN Telah Menjadi Penyelamat Hidupnya
-
4 Syarat Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan, Siapa Saja Bisa Ajukan?
-
5 Fakta Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan, Benarkah Iuran Jadi Gratis?
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Dari Jalan Cepat hingga Fashion Show, Begini Cara Seru Peserta BPJS Jaga Kesehatan
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara