Suara.com - Diabetes tipe 2 terjadi ketika produksi insulin tidak berfungsi dengan baik. Insulin adalah hormon yang mengatur gula darah.
Karena, kadar gula darah yang tinggi bisa menyebabkan berbagai masalah, yang biasanya terlihat di bagian kaki. Gula darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan saraf yang disebut neuropati diabetes.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), kerusakan saraf tepi adalah jenis kerusakan saraf yang paling umum terjadi pada penderita diabetes.
"Biasanya gejala kondisi ini terlihat di kaki dan menyerang kedua kaki sekaligus," kata CDC dikutip dari Express.
Adapun gejala diabetes tipe 2 pada kaki, biasanya berupa ulkus kaki, infeksi, nyeri tulang dan sendi.
Anda mungkin juga tidak menyadari adanya luka yang tak kunjung sembuh atau borok di kaki sebagai tanda diabetes.
Cara mengatasinya
Menurut NHS, Anda harus menemui dokter bila memiliki gejala diabetes tipe 2 atau khawatir memiliki risiko tinggi terkena diabetes tipe 2.
Karena, semakin cepat mendiagnosis diabetes, maka pengobatannya akan lebih cepat dilakukan dan efektif menangani kondisi Anda.
Baca Juga: Virus Corona Bisa Picu Covid-19 Tongue, Begini 5 Cara Mengidentifikasinya!
NHS menegaskan bahwa pengobatan diabetes yang cepat atau lebih dini membantu mengurangi risiko masalah kesehatan lainnya.
Cara mengobati neuropati diabetik
Salah satu kunci mengatasi neuropati diabetik adalah menstabilkan kadar gula darah. Biasanya, diet bisa menawarkan tindakan pencegahan yang paling kuat terhadap kadar gula darah tinggi.
Anda perlu memahami bahwa tidak ada makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh penderita diabetes tipe 2. Tapi, ada makanan tertentu yang harus dibatasi oleh penderita diabetes tipe 2.
Contohnya makanan bertepung, seperti kentang, nasi, pasta dan roti yang tidak baik bagi penderita diabetes tipe 2.
"Semua makanan karbohidrat dipecah menjadi glukosa dan digunakan oleh sel sebagai bahan bakar," jelas Diabetes UK.
Berita Terkait
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Ombak Tinggi Rusak Jalur Pejalan Kaki di Kuta
-
Diabetes Bukan Penyakit Orang Tua, Ini 5 Cara Simpel Biar Gen Z Gak Kena Sakit Gula
-
7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia