Suara.com - Swab tes Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dijadikan sebagai metode standar mendeteksi Covid-19, disebut tidak nyaman karena menimbulkan rasa sakit saat sampel di belakang hidung dan tenggorokan diambil.
Beruntung kini sudah ada metode Tes Saliva yang hanya membutuhkan air liur untuk mendeteksi Covid-19, sehingga pasien hanya perlu meludah dalam wadah.
Selain lebih nyaman dan tingkat keakuratannya setara dengan tes PCR, metode tes saliva juga ternyata lebih murah loh.
Jika biaya PCR mencapai jutaan rupiah, namun menurut Direktur PT Innolab Sains Internasional (KALGen Innolab), Henry Sukardi menjalani tes saliva berkisar antara Rp 400 ribu hingga Rp 488 ribu rupiah.
"Rata-rata itu harganya Rp 488 ribu ke pasien secara langsung, namun untuk masa pengenalan kepada pasien maka kami memberikan kepada masyarakat kurang mampu, biaya khusus hingga 31 Maret 2021 sebesar Rp 400 ribu saja," terang Henry, saat peluncuran Tes Saliva Kalbe, Jumat (19/3/2021).
Adapun hasil keakuratan tes saliva setara seperti PCR, yang memiliki sensitifitas 94 persen dan spesifitas 98 persen, termasuk bisa mendeteksi virus pada orang yang bergejala (simtomatik) dan tidak bergejala (asimtomatik) Covid-19.
Tidak hanya itu, jika tes PCR membutuhkan 2 hingga 3 hari sampai hasil keluar. Namun jika melakoni tes saliva maka hasil akan langsung keluar di hari yang sama.
Metode tes saliva ini adalah Reverse Transcription Loop Mediated Isothermal Amplification (RT LAMP) yang dapat mendeteksi secara spesifik asam nukleat yang merupakan material genetik dari virus SARS CoV 2.
Alat yang digunakan untuk mengambil sampel tes swab PCR dan tes saliva berbeda, di mana tes swab PCR harus menggunakan Q-tip atau cotton bud panjang dimasukkan ke belakang lubang hidung dan tenggorokan lalu diputar. Tes swab PCR ini dalam dunia medis sering disebut metode invasive.
Baca Juga: Tinjau Vaksinasi Drive Thru di Bogor, Jokowi: Bisa Dilakukan di Kota Lain
Sedangkan pada tes saliva, sampel air liur diambil tanpa memasukkan alat ke dalam rongga tubuh manusia, cukup meludah ke wadah kecil untuk nanti sampel tersebut dianalisis.
Itulah mengapa tes saliva dikenal dengan metode non-invasive karena tidak membutuhkan alat yang dimasukkan dalam tubuh.
Metode tes saliva ini sudah mendapat persetujuan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, sebagaimana yang tertuang dalam surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/446/2021.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental