Suara.com - Penelitian vaksin Nusantara hingga alat tes Covid-19 GeNose yang dikembangkan di Indonesia membawa kabar baik terhadap penanganan pandemi.
Namun pakar mengingatkan, temuan-temuan tersebut harus memenuhi syarat yang ditentukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Menurut dosen Fakultas Kedokteran Unsoed dr.Yudhi Wibowo, M.PH, sejak pandemi muncul, berbagai berita menyorot temuan alat deteksi penyakit Covid-19. Mulai dari rapid antibodi sampai penggunaan alat temuan tim peneliti UGM, yaitu GeNose.
"GeNose telah digunakan sebagai alat skrining oleh PT KAI sebagai syarat bepergian masyarakat antar daerah di wilayah Indonesia. Saat ini, GeNose telah dipakai di 8 stasiun KA trans Jawa, dan direncanakan akan diekspansi di seluruh stasiun trans Jawa, bandara, dan pelabuhan," ungkapnya lewat keterangan rilis yang diterima Suara.com, Jumat (18/3/2021).
Selain itu, kabar mengenai vaksin Nusantara juga menjadi perbincangan hangat. Menurut Tim Ahli Satgas Covid-19 PemKab Banyumas dr.Yudhi Wibowo, M.PH menjelaskan, konteks penelitian vaksin nusantara prinsipnya mengambil darah dari individu, terutama sel darah putih, yang kemudian dipaparkan dengan Antigen (Ag) spike S dari SARS-CoV-2.
"Diinkubasi kemudian selama 1 minggu, jika sel memori dirasa cukup mengenali Ag SARS-CoV-2, maka akan disuntikan kembali. Jadi membutuhkan waktu minimal 1 minggu per individu, sampai vaksin ‘Nusantara’ siap disuntikan," ungkapnya.
Viralnya klaim manfaat vaksin Nusantara di media bahkan menuai perdebatan di kalangan akademisi dan juga para pakar.
Untuk itu, dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memastikan khasiat dan keamanan vaksin nusantara, sebelum bisa digunakan.
Baca Juga: Wajib Dicatat, Mulai Besok Tarif GeNose C19 Naik Jadi Rp30.000
Berita Terkait
-
Nikita Mirzani Ultimatum BPOM: Kalau Tidak Hadir Sidang, Ada Apa-Apanya!
-
Keras, Nikita Mirzani Minta BPOM Dibubarkan Jika Mangkir Lagi di Sidang
-
Nikita Mirzani Tuding BPOM Tak Netral Gara-Gara Tolak Jadi Saksi Ahli di Sidangnnya
-
Tak Hanya Obat Palsu, BPOM Perketat Pengawasan Kosmetik dan Skincare Ilegal
-
Kepala BPOM Jawab Surat Terbuka Nikita Mirzani : Siap Jadi Saksi, Asal Diminta Hakim
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Rumahnya Dijadikan Tempat Kebaktian, Apa Agama Krisna Mukti?
- Tak Cuma di Indonesia, Ijazah Gibran Jadi 'Gunjingan' Diaspora di Sydney: Banyak yang Membicarakan
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja