Suara.com - Belakangan, kasus pembekuan darah cukup menjadi perhatian karena melibatkan beberapa orang yang sudah suntik vaksin AstraZeneca. Pembekuan darah salah satu kondisi medis serius yang membutuhkan penanganan cepat.
Karena itu, banyak orang ragu suntik vaksin Covid-19 karena kasus pembekuan darah yang belum jelas. Meskipun, para ahli telah meyakinkan semua orang bahwa tidak ada bukti vaksin Covid-19 menyebabkan pembekuan darah.
Tapi dilansir dari Express, semua orang memang berhak tahu kelompok orang yang paling berisiko mengalami pembekuan darah.
1. Orang kelebihan berat badan
Orang yang kelebihan berat badan termasuk kelompok berisiko mengalami pembekuan darah di pembuluh darah.
Selain itu, kelebihan berat badan juga meningkatkan risiko emboli paru, yakni gumpalan di pembuluh darah paru-paru yang menyebabkan kematian mendadak atau tekanan pada jantung.
2. Perokok
Merokok merupakan kebiasaan tidak sehat dan bisa meningkatkan risiko penggumpalan darah. Merokok tidak hanya berdampak pada paru-paru, tetapi juga pembuluh darah, merusak lapisan pembuluh darah dan membuat darah lebih mungkih menggumpal.
Karena, bahan kimia dalam tembakau juga bisa merusak otot jantung, struktur dan fungsi pembuluh darah.
Baca Juga: Ahli Temukan 5 Kasus Pembekuan Darah Langka Tak Terkait Vaksin AstraZeneca
3. Wanita hamil dan konsumsi obat estrogen
Wanita hamil berisiko lebih tinggi mengalami pembekuan darah karena lebih banyak hormon yang masuk ke aliran darah.
Saat bayi dalam kandungan berkembang, lebih banyak tekanan pada pembuluh darah di perut dan panggul yang bisa menghalangi aliran darah secara langsung dan memicu pembekuan.
Begitu pula pada orang yang minum pil KB, mereka bisa berisiko alami pembekuan darah 3 sampai 4 kali. Karena, pil KB mencegah kehamilan dengan mengelabui tubuh agar mengira sudah hamil dan meningkatkan hormon yang bisa memicu pembekuan darah.
4. Orang yang pernah terkena infeksi sering duduk lama
Semua orang yang menderita penyakit serius atau infeksi berisiko mengalami pembekuan darah tak normal. Contohnya, orang yang menderita diabetes, HIV dan penyakit Crohn.
Berita Terkait
-
Heboh Timbul Efek Samping Pembekuan Darah, BPOM Sebut Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia
-
BPOM Tegaskan Tidak Ada Kejadian Pembekuan Darah karena Vaksin Covid-19 AstraZeneca
-
Bikin Heboh Vaksin AstraZeneca Akui Timbulkan Efek Samping Langka
-
Penerima Vaksin AstraZeneca Alami Cedera Otak Permanen, Menkes: Benefit Lebih Besar dari Risiko
-
Mengenal Thrombosis with Thrombocytopenia Syndrome, Efek Samping Vaksin Covid-19 AstraZeneca yang Heboh di Inggris
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?