Suara.com - Heboh efek samping trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah karena vaksin AstraZeneca. Kini Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan vaksin Covid-19 asal Inggris itu sudah tidak lagi beredar di Indonesia.
Fakta ini didapatkan BPOM setelah melakukan penelusuran berbagai vaksin Covid-19 yang masih digunakan di Indonesia. Apalagi Indonesia saat ini sudah berhasil mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok dan penurunan kasus Covid-19 yang menurun drastis.
"Penelusuran BPOM menunjukkan bahwa saat ini vaksin Covid-19 AstraZeneca sudah tidak beredar di Indonesia," ujar BPOM melalui keterangan yang diterima suara.com, Senin (6/5/2024).
Bukan hanya sudah tidak beredar di Indonesia, BPOM juga menegaskan vaksin AstraZeneca tidak lagi jadi bagian dari program vaksinasi Covid-19 nasional, yang saat ini masih menjadi program di Indonesia yaitu untuk lansia, anak-anak dan orang dengan penyakit komorbid atau penyakit penyerta sehingga system kekebalan tubuhnya cenderung lebih lemah.
"Saat ini, vaksin Covid-19 AstraZeneca tidak digunakan lagi dalam program vaksinasi atau imunisasi dan berdasarkan hasil pengawasan," tambah BPOM.
Meski begitu BPOM Bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KOMNAS PP KIPI) akan terus melakukan pemantauan setelah vaksinasi Covid-19 dan program imunisasi lainnya. Termasuk juga meminta masyarakat untuk melaporkan apabila terjadi efek samping yang tidak diinginkan setelah vaksinasi.
"BPOM mengimbau kepada masyarakat untuk melaporkan efek samping yang timbul, setelah penggunaan vaksin dalam program imunisasi kepada tenaga kesehatan, sebagai bagian dari pemantauan farmakovigilans," pungkas BPOM.
Efek samping pembekuan darah vaksin AstraZeneca
Vaksin Covid-19 AstraZeneca baru-baru ini ramai diperbincangkan usai adanya kasus efek samping thrombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) di Inggris. Dikutip laman The Telegraph, tercatat sebanyak 51 kasus di Inggris telah diajukan ke Pengadilan Tinggi atas kasus TTS ini.
Trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah adalah kondisi yang membuat adanya penggumpalan pembuluh darah di berbagai bagian tubuh, mulai dari otak, perut, paru-paru, vena ekstremitas, hingga arteri. Sehingga jumlah trombosit dalam darah menurun drastis karena terjadinya pembekuan darah yang tidak normal.
Kondisi TTS yang dialami beberapa orang ini menimbulkan berbagai gejala di antaranya sakit kepala, penglihatan kabur, kesulitan bicara, kantuk, kejang, dan kebingungan.
Beberapa gejala lainnya yang dilaporkan adalah sulit bernapas, nyeri di bagian dada, pembengkakan kaki, sakit di bagian perut secara terus-menerus, serta adanya bercak darah di bagian bawah kulit bekas suntikan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
Terkini
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat