Suara.com - Vaksin Covid-19 AstraZeneca ramai diperbincangkan usai adanya kasus efek samping thrombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) di Inggris. Dikutip laman The Telegraph,tercatat sebanyak 51 kasus di Inggris telah diajukan ke Pengadilan Tinggi atas kasus TTS ini.
Gara-gara berita ini, banyak masyarakat yang takut mengalami dampak penggunaan vaksin AstraZeneca tersebut. Namun, apa sebenarnya TTS? Benarkah semua penerima vaksin Covid-19 AstraZeneca berisiko untuk mengalaminya?
Melansir laman Health Direct, TTS sendiri merupakan efek samping langka yang muncul dari penggunaan vaksin AstraZeneca. Kondisi ini membuat adanya penggumpalan pembuluh darah di berbagai bagian tubuh, mulai dari otak, perut, paru-paru, vena ekstremitas, hingga arteri.
Gejala dan Penanganan TTS
Kondisi TTS yang dialami beberapa orang ini menimbulkan berbagai gejala di antaranya sakit kepala, penglihatan kabur, kesulitan bicara, kantuk, kejang, dan kebingungan.
Beberapa gejala lainnya yang dilaporkan adalah sulit bernapas, nyeri di bagian dada, pembengkakan kaki, sakit di bagian perut secara terus-menerus, serta adanya bercak darah di bagian bawah kulit bekas suntikan.
Kondisi TTS ini dapat menjadi semakin parah jika pembekuan darah terjadi di seluruh bagian tubuh. Untuk itu, TTS ini harus segera mendapatkan penanganan medis agar tidak semakin parah. Biasanya, dokter akan melakukan beberapa tindakan untuk penanganan, di antaranya:
- Pemberian obat antikoagulan (anti pembekuan darah) selain heparin.
- Imunoglobulin intravena (IVIG), yakni infus produk darah yang mengandung antibodi.
- Prednison dosis tinggi, yakni sejenis obat steroid.
Sementara untuk di Indonesia sendiri, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan sejauh ini belum ada laporan dari Indonesia Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI) terkait adanya kasus TTS vaksin AstraZeneca.
“Sekarang tinggal kita lihat apabila dampaknya terjadi (di Indonesia), itu harus ditangani. Tapi sampai sekarang sih dari laporan ITAGI belum ada dampak itu.,” jelas Budi saat diwawancarai, Kamis (2/5/2024).
Baca Juga: Kasusnya Dikhawatirkan Naik Saat Musim Mudik, PAPDI Sarankan Prokes Dan Vaksin Booster Covid-19
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
Terkini
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!