Suara.com - Presenter Ananda Omesh dirawat di rumah sakit karena terinfeksi virus corona Covid-19 untuk yang kedua kalinya.
"Banyak yang tanya gue kenapa? Yak betul gue kena Covid-19," kata Omesh di Instagram Story-nya, Sabtu (27/3/2021).
Infeksi pertama Omesh mengaku tidak memiliki gejala (OTG), dan antibodi virus corona belum terbentuk di dalam tubuhnya.
"Ini kedua kalinya, yang pertama OTG dan belum kebentuk antibodi," lanjutnya.
Infeksi ulang dari Covid memang dapat terjadi, tetapi masih sedikit data mengenai kasus ini.
Berdasarkan National Geographic, kekebalan SARS-CoV-2 dapat berkurang dari waktu ke waktu dan jatuh sakit dapat membuat beberapa orang yang terinfeksi kembali dapat merasakan gejala yang lebih buruk.
Bukti menunjukkan 95% orang akan menghasilkan antibodi dua minggu setelah terkena Covid-19.
Namun, kekebalan ini diperkirakan tidak akan bertahan hingga tahunan.
Seperti yang terjadi pada Omesh, reinfeksi juga dapat terjadi jika saat infeksi pertama sang pasien tidak mengembangkan respons antibodi.
Baca Juga: Berikut Lokasi Vaksinasi COVID-19 Calhaj Lansia dan Pelaku Wisata Sleman
Asisten profesor epidemiologi di Yale School of Public Health di New Haven, Connecticut, Nathan Grubaugh, mencurigai sebagian besar infeksi ulang disebabkan oleh sistem kekebalan yang sedang dikompromikan.
Sebenarnya kasus infeksi ulang masih membingungkan ilmuwan karena muncul saat penelitian menunjukkan kekebalan terhadap Covid-19 dari infeksi pertama mungkin sangat kuat.
Beberapa studi terdahulu pun menunjukkan tingkat antibodi turun dalam beberapa bulan setelah infeksi SARS-CoV-2, tetapi yang lain berpendapat berkurangnya tingkat kekebalan tidak berarti perlindungan di dalam tubuh hilang sama sekali.
Menurut Washington Post, keparahan infeksi kedua disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
- kualitas respon imun terhadap infeksi awal
- interval antara infeksi (jangka waktu)
- pentingnya mutasi pada virus yang menyebabkan infeksi berikutnya
- jumlah virus, atau dosis infeksius, yang terpapar pada seseorang
- status kesehatan individu yang terinfeksi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda