Suara.com - Sebuah penelitian oleh University of California, Irvine (UCI), menunjukkan intervensi jangka pendek dalam konsumsi serat harian dapat mengubah mikrobioma usus dan asupan nutrisi secara signifikan.
Serat dari makanan akan tetap ada dalam sistem pencernaan. Meski tidak dapat dicerna oleh manusia, bakteri usus dapat memetabolisme serat menjadi asam lemak rantai pendek dan produk sampingan lain yang penting.
"Kurangnya asupan serat membuat mikroba usus kelaparan, dengan konsekuensi kesehatan yang mungkin terkait dengan peningkatan kanker kolorektal, penyakit autoimun, penurunan efektivitas vaksin, dan respons terhadap imunoterapi kanker," kata Katrine Whiteson, profesor biologi molekuler & biokimia yang ikut mengarahkan UCI Microbiome Initiative.
Untuk menentukan apakah meningkatkan serat makanan dalam waktu singkat dapat mengubah keragaman mikrobioma usus dan produksi metabolit, tim peneliti menerapkan intervensi diet dua minggu selama kursus biologi sarjana di UCI.
Menyadur Medical Xpress, siswa yang berpartisipasi dalam penelitian ini diberi 10 makanan yang tidak diolah berserat tinggi setiap minggu selama dua minggu.
Selama waktu tersebut, mereka mengumpulkan sampel untuk melacak komposisi mikroba usus sebelum dan sesudah intervensi.
Setelahnya, peneliti membandingkan komposisi bakteri usus secara keseluruhan menggunakan sekuensing DNA dan mengukur produksi asam lemak rantai pendek menggunakan kromatografi gas.
Hasilnya, mereka menemukan diet tinggi serat selama dua minggu dapat mengubah komposisi mikrobioma usus, termasuk peningkatan Bifidobacterium, bakteri Gram-positif.
Namun, terlepas dari perubahan komposisi mikrobioma usus tersebut, peneliti tidak mendeteksi adanya perubahan secara signifikan dalam peningkatan asam lemak.
Baca Juga: Jalani Operasi Pemotongan Usus, Benarkah Pengaruhi SIstem Pencernaan?
"Kami berharap dapat melakukan intervensi serat makanan lebih lama dan mempelajari bagaimana serat dapat mendukung mikrobioma usus dan meningkatkan kesehatan," tandas Whiteson.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
Terkini
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!