Suara.com - Banyak yang berpandangan jika diabetes adalah penyakit kronik yang tidak bisa lepas dari obat, khususnya obat untuk mengontrol gula darah sebelum dan setelah makan agar tidak melonjak drastis. Benarkah begitu?
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Eka Hospital BSD, dr. Dicky L.Tahapary, PhD, Sp.PD-KEMD, FINASM mengatakan fenomena pasien diabetes yang tidak lagi mengonsumsi obat memang ada, khususnya jika kadar gula darah sudah terkontrol akibat perubahan gaya hidup.
Biasanya tanpa mengonsumsi obat, orang dengan diabetes mengalami tingkat keparahan yang tidak terlalu buruk.
Alias tubuh masih bisa memproduksi insulin atau memiliki kadar insulin cukup untuk mengontrol gula dalam darah, tanpa bantuan obat.
Tapi dengan catatan, fungsi obat ini diganti dengan perubahan gaya hidup seperti pola makan seimbang, aktivitas fisik, olahraga hingga cukup istirahat.
"Kalau cuma gangguan kerja di awal yang cadangan kerja insulin masih cukup baik, dia bisa (berhenti minum obat) asalkan mengatur pola hidup dengan baik, olahraga," terang dr. Dicky dalam acara IG Live Eka Hospital, Senin (29/3/2021).
Tapi berhenti minum obat ini, bukan berarti orang tersebut sembuh dari diabetes atau diabetesnya sudah tidak ada lagi. Diabetes tetap ada di tubuhnya, namun diabetesnya terkontrol alias batas normal.
"Jadi diabetesnya masih, tapi normal dengan pengaturan makan tanpa obat," tuturnya.
Apabila hanya mengandalkan obat tanpa diiringi perubahan gaya hidup, ditambah kadar insulin tubuh sudah sangat rendah sehingga tidak bisa lagi mengontrol kadar gula dalam darah, biasanya pasien tersebut tetap perlu mengonsumsi obat.
Baca Juga: Perempuan Obesitas dengan PCOS 3 Kali Lebih Berisiko Alami Diabetes Tipe 2
Perlu diingat juga, kebanyakan orang termasuk masyarakat Indonesia kerap mengandalkan obat, lalu merasa cukup dan enakan.
Tapi tanpa mengubah gaya hidupnya, padahal ada 4 pilar penanganan diabetes. Di antaranya seperti edukasi, gaya hidup seperti diet, olahraga dan pengobatan.
Mirisnya banyak orang hanya mementingkan pengobatan, tanpa mengindahkan gaya hidup, alhasil diabetes sulit untuk dikendalikan.
Apalagi seiring bertambahnya usia, kemampuan tubuh untuk memproduksi insulin semakin menurun.
"Proses penurunan insulin makin lama makin turun, suatu saat awalnya terkontrol dengan 2 sampai 3 obat, suatu saat tidak terkontrol lagi, harus minta bantuan insulin buatan yaitu melalui obat," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan