Suara.com - Vaksinasi menjadi salah satu langkah untuk menghentikan pandemi virus corona Covid-19. Tapi, masih ada kemungkinan bahwa seseorang tertular atau terinfeksi virus corona kembali setelah suntik vaksin Covid-19.
Vaksin Covid-19 memang bisa mengurangi tingkat keparahan gejala dan menurunkan risiko kematian akibat virus corona. Tapi, vaksin Covid-19 memang masih belum bisa dipastikan mampu menurunkan risiko penularan dan infeksi simptomatik virus corona.
Ahli pun mempercayai bahwa seseorang yang sudah vaksin Covid-19 bisa terinfeksi virus corona bila tidak berhati-hati dan menerapkan protocol yang benar.
Karena itu, orang yang sudah vaksin Covid-19 disarankan tetap melakukan sejumlah protocol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona. Berikut ini dilansir dari Times of India, 4 kesalahan yang meningkatkan risiko penularan virus corona setelah vaksin Covid-19.
1. Tidak pakai masker
Banyak orang beranggapan masker tidak lagi diperlukan setelah suntik vaksin Covid-19. Faktanya itu tidak benar, tak pakai masker justru menjadi salah satu kesalahan terbesar orang yang sudah vaksin Covid-19.
Karena, semua orang yang sudah vaksin Covid-19 tetap disarankan memakai masker sampai terbentuk kekebalan tingkat komunitas. CDC juga merekomendasikan orang yang sudah vaksin Covid-19 hanya bisa melepas masker ketika bersama orang yang sudah vaksin saja.
2. Tidak suntik vaksin Covid-19 karena pernah terinfeksi
Anda mungkin mengira tidak perlu suntik vaksin Covid-19, jika pernah terinfeksi virus corona sebelumnya. Faktanya, Anda masih perlu suntik vaksin Covid-19 bila termasuk orang kategori berisiko tinggi tertular atau terinfeksi ulang.
Baca Juga: Ahli: Efek Samping Akibat Vaksinasi adalah Hal Biasa
Karena, vaksinasi bisa membantu mencegah infeksi ulang. Selain itu, vaksin Covid-19 akan memperkuat kekebalan yang sudah dimiliki penyintas virus corona.
Jika Anda baru sembuh dari infeksi virus corona Covid-19, setidaknya menunggu 6 minggu untuk suntik vaksin Covid-19.
3. Berpegian tanpa protokol kesehatan
Banyak orang berasumsi bahwa risikonya tertular virus corona lebih rendah setelah vaksinasi. Tapi, berpergian tanpa menerapkan protokol kesehatan yang tepat juga tidak bisa dibenarkan.
Para ahli menegaskan bahwa masih banyak orang yang belum menerima vaksin Covid-19, sehingga orang yang sudah vaksin Covid-19 harus tetap melakukan tindakan pencegahan ketika berpergian.
Sebab, masih ada risiko infeksi ulang atau penularan virus corona di antara orang yang belum vaksin Covid-19. Apalagi mutasi baru virus corona ini diduga kebal terhadap vaksin Covid-19 yang telah tersedia.
4. Immunocompromised
Orang dengan gangguan kekebalan memiliki sistem kekebalan yang menurun dan lebih rentan untuk mengalami komplikasi kesehatan. Saat ini, vaksin Covid-19 memiliki tolerabilitas yang baik, aman dan efektif.
Tapi, vaksin Covid-19 ini dicurigai kurang efektif untuk orang yang mengalami gangguan kekebalan. Sehingga, mereka memiliki risiko infeksi ulang yang lebih tinggi, meskipun kemungkinannya rendah dan jarang terjadi.
Beberapa dokter juga percaya bahwa orang dengan kekebalan rendah dan kondisi medis sebelumnya mungkin juga memerlukan vaksin Covid-19. Karena, vaksinasi akan meningkatkan perlindungan pada tubuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis