Suara.com - Akses air minum yang aman dan layak di Indonesia masih menjadi tantangan. Pemerintah sendiri menargetkan bisa mencapai 100 persen air minum layak pada pada RPJMN 2020-2024 taget 100 persen.
“Target RPJMN 2020-2024 taget 100 persen air minum layak, kalau sudah sampai sini pr kita tinggal sedikit. Kualitas air rumah tangga aman, jadi secara rutin dilakukan pemantauan terhadap kualitas air minum. Jadi bertahap 2020 -2024 taget itu bisa kita capai, 100 persen air minum layak, dan 15 persen akses air minum aman," ujar Direktur Kesehatan Lingkungan, Kemenkes, drg. R. Vensya Sitihang, M. Epid, dalam keterangannya.
Ia mengatakan bahwa memenuhi kebutuhan air minum yang berkualitas merupakan hak dasar bagi bangsa, Indonesia berupaya mencapai titik air minum aman dikonsumsi masyarakatnya.
Vensya sendiri menjelaskan bahwa definisi air minum adalah untuk keperluan minum, masak, menyiapkan makanan, dan personal hygiene.
Sementara itu, Kepala Puslitbang, Upaya Kesehatan Masyarakat, Kemenkes, Ir. Doddy Izwardy, M.A, mengatakan bahwa akses air rumah tangga layak itu 93 persen, 97,8 persen di kota, dan 87,1 di pedesaan yang aman hanya sebanyak 11,0 persen.
Menurutnya ini harus layak dan aman, kalau melihat keterjangkauan air di rumah sebanyak 40,2 persen, kawasan dalam pagar rumah 21 persen, dan di luar kawasan rumah 38,8 persen. Jadi kalau dilihat dari analisa dengan para pakar ketersediaan sarana air keperluan minum ada 95,8 persen, ini merupakan angka survey regional.
“Air isi ulang ini memiliki 31,1 persen. Research yang baru kami lakukan juga di tahun 2020 itu studi determinan status gizi hampir nggak jauh beda angkanya, jadi blok sensus yang dibangun BPS itu luar biasa jadi punya keuntungan untuk mengintegrasikan melihat dimensi sosial ekonominya,” ucapnya di acara yang sama.
Menurutnya, air isi ulang memiliki risiko pada kerusakan kemasan ditambah distribusi yang panjang sampai ke tempat penjualan, penggunaan air isi ulang di perkotaan mencapai 16 persen. Tidak hanya konsen pada kualitas dan kecukupan air minum namun kualitas perlu diperhatikan karena akan berpengaruh pada kesehatan dan pertumbuhan anak.
“Jadi di dalam program ini tidak bisa one fit for all karena air minum ini vital. Air ini sebenarnya zat gizi cuma tak bisa dikendalikan besar. Air isi ulang lebih banyak di Papua, ya air isi ulang ini yang harus dijaga kualitasnya. NTT (Nusa Tenggara Timur) stunting no. 1 di Indonesia, jadi ada korelasi air bersih sanitasi dengan kesehatan,” tambah Ir. Doddy,
Baca Juga: Bahas Stunting, Kemenkes Singgung Remaja Gemar Diet Sembarangan
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 5 Bek Kanan Terbaik Premier League Saat Ini: Dominasi Pemain Arsenal
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat