Suara.com - Sebuah studi baru yang dilakukan oleh Kelompok Kerja Lingkungan atau Environmental Working Group (EWG), menemukan dua bahan kimia yang biasa ditemukan dalam makanan olahan ternyata dapat merusak sistem kekebalan tubuh.
Bahan kimia tersebut adalah pengawet tert butylhydroquinone (TBHQ) serta zat per- dan polifluoroalkil (PFAS), sekelompok bahan kimia yang dapat larut ke dalam makanan dari kemasan.
Peneliti menemukan dua bahan kimia itu dalam makanan olahan Kellogg's Pop-Tarts, Cheez-Its dan lebih dari 1.000 makanan lainnya.
"Sebelum pandemi, bahan kimia yang dapat merusak pertahanan sistem kekebalan terhadap infeksi atau kanker tidak mendapat perhatian yang cukup dari badan kesehatan masyarakat. Untuk melindungi kesehatan masyarakat, hal ini harus diubah," kata peneliti, menjelaskan mengapa penelitian ini dilakukan.
Menurut studi yang terbit pada Rabu (24/3/2021) di International Journal of Environmental Research and Public Health ini, bahan kimia tersebut memiliki potensi bahaya terhadap sistem kekebalan. Namun, penelitian ini baru dilakukan pada hewan dan di piring laboratorium.
Walau hasil dari jenis penelitian seperti ini tidak selalu akan sama ketika diterapkan ke manusia, temuan tersebut cukup menimbulkan kekhawatiran.
"Produk yang telah diamati oleh studi khusus ini jelas merupakan produk makanan yang sangat populer dan banyak digunakan," kata Kenneth Spaeth, seorang spesialis dalam kedokteran lingkungan Northwell Health di Great Neck, New York.
"Itu menjadi elemen kunci, karena jelas ketika paparan terjadi, semakin luas paparannya, semakin besar kemungkinan terjadinya bahaya," sambungnya, dilansir Live Science.
Penulis studi mengatakan pengujian lebih lanjut tentang bahan kimia ini dan potensi efek toksiknya harus menjadi prioritas.
Baca Juga: 5 Nutrisi yang Baik untuk Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Mereka meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk meninjau ilmu pengetahuan terbaru tentang TBHQ dan bahan tambahan makanan lainnya.
"Penelitian kami menunjukkan betapa pentingnya FDA untuk melihat kedua bahan ini dan menguji keamanan semua bahan kimia makanan," ujar Scott Faber, wakil presiden senior urusan pemerintah di EWG.
Sebenarnya, FDA telah mengizinkan penggunaan pengawet TBHQ beberapa puluh tahun yang lalu. Badan nasional dan internasional, seperti Program Toksikologi Nasional AS dan Otoritas Keamanan Pangan Eropa, pun telah meninjaunya untuk keamanan, tetapi efeknya pada sistem kekebalan tidak terdeteksi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
Terkini
-
Plak, Gusi Berdarah, Gigi Berlubang: Masalah Sehari-Hari yang Jadi Ancaman Nasional?
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal