Suara.com - Mencegah kanker usus memang terutama pada apa yang Anda konsumsi. Sebab apa yang Anda konsumsi akan berefek besar pada kesehatan usus termasuk kanker.
Melansir dari Medical Xpress, Anda dapat mengurangi risiko kanker usus dengan makan lima jenis makanan. Kelima jenis makanan tersebut adalah sayuran, gandum, kacang-kacangan, biji-bijian, dan buah kaya serat.
"Sayuran mengandung nutrisi pencegah kanker yang disebut karotenoid dan flavonoid," kata Amy Rosenfeld, koordinator program kesehatan masyarakat, pendidikan dan penjangkauan serta ahli diet terdaftar di Rumah Sakit Northern Westchester, Mount Kisco, New York.
"Sayuran mengandung serat yang tinggi, membuat kotoran Anda menjadi besar dan membatasi jumlah waktu yang dihabiskan makanan di usus besar Anda, mengurangi risiko Anda terkena kanker kolorektal," tambahnya. Rosenfeld menyarankan untuk konsumsi sayuran beragam.
Sementara makanan dari biji-bijian utuh memiliki kadar serat yang tinggi. Saat berbelanja roti dan produk sereal, pilih yang mencantumkan bahan gandum terlebih dahulu.
"Coba ganti biji-bijian putih seperti nasi putih dengan biji-bijian atau campur keduanya. Makan tiga porsi atau sekitar tiga ons biji-bijian sehari tidak hanya akan meningkatkan serat, tetapi juga vitamin B dan mineral penting, seperti zat besi, zinc, tembaga, dan magnesium," kata Rosenfeld.
Contoh produk biji-bijian utuh termasuk roti gandum, barley, oat, quinoa, soba, jagung, beras merah, dan nasi liar.
Kacang polong juga memiliki banyak serat dan membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan. "Dengan makan kacang dan lentil secara teratur, Anda menurunkan risiko terkena kanker polip usus besar (pertumbuhan kecil)," kata Rosenfeld.
Rosenfeld menyarankan untuk konsumsi kacang navy, buncis, kacang fava, kacang merah, lentil, kacang lima, kacang hitam dan kacang cannellini di daftar belanjaan Anda.
Baca Juga: Zodiak Kesehatan Senin, 29 Maret 2021: Gemini Bingung Olah Makanan Sehat?
"Serat, lemak sehat, fitokimia, dan antioksidannya semuanya memiliki sifat melawan kanker. Cobalah mengemil kacang-kacangan atau biji-bijian alih-alih keripik," ujar
"Cobalah makan satu hingga dua cangkir buah setiap hari dan campur warnanya. Setiap warna buah memiliki kombinasi unik nutrisi dengan sifat melawan kanker. Buah juga memiliki serat, vitamin dan mineral, dan rasa manis alami membantu Anda melawan suguhan pemanis buatan yang tak memiliki manfaat gizi," imbuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya