Suara.com - Demi anak tumbuh sehat, banyak orangtua tidak sadar sudah melakukan judgement atau mencap buruk terhadap suatu makanan.
Anak biasanya diberitahu tentang makanan sehat dan tidak sehat, tanpa diiringi dengan literasi atau informasi alasan makanan jadi sehat dan sebaliknya.
Perilaku ini menurut Ahli Gizi Seala Septiani, S.Gz, M. Gizi sebaiknya tidak dilakukan para orangtua, lantaran berlawanan dengan konsep mindful eating.
"Menjudgement sehat dan tidak sehat itu tidak mindful eating sebenarnya," ujar Seala dalam acara webinar Frisian Flag Indonesia, Selasa (6/4/2021).
Mindful eating adalah perilaku makan saat sepenuhnya sedang sadar, sehingga apa yang dimakan jadi lebih terkontrol dan hasilnya setelah makan perasaan jadi lebih bahagia.
Sehingga kata Seala, alih-alih mengajarkan anak tentang makanan sehat dan tidak sehat, ada baiknya mengajarkan jika satu makanan dimakan terlalu berlebihan atau terlalu sedikit akan mengganggu kesehatan.
Misalnya, orangtua terbiasa ajarkan makanan yang berwarna merah itu tidak sehat karena ada pemanis dan zat pewarna. Bukan tidak mungkin suatu saat anak akan melakukan aksi gerakan tutup mulut (GTM).
"Jadi anaknya nggak mau makan karena warnanya merah-merah. Anak takut makan karena warnanya merah, padahal itu tomat. Jadi hati-hati, semua silahkan dicoba, tapi ini ada batasnya," terang Seala.
Selain itu agar anak sehat, juga biasakan sedari kecil jangan melakukan kegiatan lain bersamaan waktu makan, entah itu menonton televisi atau menonton video.
Baca Juga: Gadis Ini Syok Dapat Makanan dari Tetangga, Publik Ikutan Merinding
"Sebenernya dengan memperkenalkan mereka makan waktu makan yang tepat, tertib saat makan, tidak nonton televisi sambil makan. Seperti makan bersama-sama keluarga, itu sebenarnya sudah mengarah kepada mindful eating," pungkas Seala.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional