Suara.com - Sebuah studi baru di Amerika Serikat (AS) menawarkan lebih banyak bukti bahwa satu dosis vaksin Covid-19 sudah dapat memberikan perlindungan optimal bagi mantan pasien Covid-19.
"Penemuan kami memperluas penelitian yang lebih kecil yang dilaporkan di tempat lain dan mendukung strategi potensial untuk memberikan satu dosis vaksin kepada orang-orang dengan riwayat infeksi virus corona sebelumnya telah terinfeksi," kata peneliti Dr. Susan Cheng, profesor kardiologi dan direktur penelitian kesehatan masyarakat di Smidt Heart Institute di Cedars-Sinai Health System, di Los Angeles seperti yang dikutip dari Medicinenet.
"Pendekatan ini dapat memaksimalkan jangkauan pasokan vaksin yang terbatas, memungkinkan jutaan lebih banyak orang untuk divaksinasi di AS saja," kata Cheng dalam rilis berita sistem kesehatan.
Untuk penelitian tersebut, Cheng dan rekannya menilai hampir 1.100 petugas kesehatan di Cedars-Sinai yang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Pfizer / BioNTech dua dosis. Tes antibodi mengukur respons sistem kekebalan mereka terhadap vaksin.
Berdasarkan survei yang diselesaikan oleh petugas kesehatan, para peneliti mengidentifikasi 35 kasus dengan infeksi virus corona sebelumnya yang telah menerima satu dosis vaksin dan 228 yang belum terinfeksi dan telah menerima kedua dosis vaksin tersebut.
Tes antibodi menunjukkan bahwa kedua kelompok memiliki tingkat dan respons yang sama dari antibodi spesifik virus corona.
"Secara keseluruhan, individu yang telah pulih dari Covid-19 mengembangkan respons antibodi setelah satu dosis vaksin yang sebanding dengan orang yang mendapat dua dosis vaksin" kata penulis senior Kimia Sobhani profesor patologi dan kedokteran laboratorium di Cedars-Sinai.
"Tampaknya satu dosis penguat yang diberikan kepada orang yang sebelumnya terinfeksi menawarkan manfaat yang sama dengan dua dosis yang diberikan kepada orang yang tidak terinfeksi sebelumnya," tambah Sobhani.
Menurut para peneliti, studi lebih lanjut diperlukan untuk membantu memandu kebijakan vaksinasi Covid-19. Hasilnya penelitian ini dipublikasikan secara online pada 1 April di jurnal Nature Medicine.
Baca Juga: Dua Kantor Dinas di Bandung Barat Kembali Digeledah, Terkait Korupsi Bansos
Berita Terkait
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!