Suara.com - KIPI atau kejadian ikutan pasca-imunisasi dianggap sebagai hal yang normal. KIPI sendiri bisa diartikan sebagai gejala efek samping vaksinasi yang umumnya berupa demam, mual, pusing, nyeri otot, kantuk, kemerahan hingga gatal.
Menurut Ketua Komnas PP KIPI Profesor Dr. Hinky Hindra Irawan, Sp. A(K), M vaksinasi akan memberi respon yang membentuk kekebalan tubuh. Selain itu, ia menjelaskan sensitivitas orang pada vaksinasi juga berbeda-beda.
"Seperti halnya jika memakan cabai. Ada yang makan sedikit saja sudah merasa pedas. Sebaliknya, bagi yang suka rasa pedas, jumlah banyak pun tetap bisa menikmati. Karena itu, semua vaksin memiliki KIPI dengan gejala rendah dan juga ringan, bahkan bisa hilang dalam satu-dua hari," ungkapnya lewat acara #TANYAIDI, Kamis (8/4/2021).
Ia juga menambahkan, efek samping setelah vaksin belum tentu disebabkan oleh komponen pada vaksin. Efek samping, kata dokter Hinky, bisa terjadi karena cacat produk maupun kekeliruan prosedur penyuntikkan.
“Misal, seharusnya suntik ke otot tapi justru ke jaringan lemak yang menyebabkan bengkak. Atau reaksi kecemasan akibat suasana imunisasi,” jelas dokter Hinky Hindra Irawan.
Menurutnya, gejala KIPI setelah vaksin bagi orang dewasa bisa berulang. Bahkan sebelum divaksin, beberapa orang bisa merasakan gejala seperti pucat, sesak, dan jantung berdebar.
"Itu terjadi pada 60 persen orang yang melaporkan ada gejala setelah vaksinasi," ungkapnya.
Ia mengatakan, setiap produk vaksin umumnya memiliki KIPI. Namun sejauh ini, gejala tersebut relatif hilang dalam satu atau dua hari.
Jika gejala berlanjut setelah vaksinasi, segera berobat ke dokter dan hubungi nomor telepon yang ada di kartu vaksin. "Kalau ada keluhan atau kelainan setelah divaksinasi, segera lapor ke nomor kontak yang ada di kartu vaksinnya," tutupnya.
Baca Juga: Anies Disuntik Pekan Ini, Wagub DKI Belum Mau Divaksin Meski Sembuh Duluan
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan