Suara.com - Dalam produk kosmetik hingga perawatan rambut, kandungan paraben umum digunakan untuk memperpanjang umur produk. Sebab, paraben memiliki sifat antibakteri dan antijamur, yang sangat efektif dalam mencegah pertumbuhan jamur, bakteri dan ragi yang dapat menyebabkan produk rusak.
Menurut perkiraan American Chemical Society, paraben ada di sekitar 85 persen dari produk perawatan pribadi. Tubuh kita dapat dengan cepat mengubah paraben yang digunakan dalam kosmetik menjadi para-hydroxybenzoic acid (PHBA) alami dan menghilangkannya.
Tetapi karena produk yang mengandung bahan kimia ini digunakan secara luas saat ini, kita terus terpapar padanya, selalu meninggalkan jejak beberapa di tubuh kita.
Sehingga muncul kekhawatiran bahwa paraben dapat memiliki efek samping buruk pada kesehatan, apabila digunakan terus menerus.
Dilansir dari The Health Site, penelitian telah menunjukkan bahwa paraben dapat menembus kulit dan meniru aktivitas estrogen di dalam tubuh. Paparan hormon wanita ini dalam jangka waktu yang lama, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara karena dapat merangsang pertumbuhan sel payudara.
Sebuah studi laboratorium tahun 2015 menunjukkan bahwa paraben dapat memacu pertumbuhan beberapa jenis sel kanker payudara, bahkan dalam jumlah kecil, sekitar 5 hingga 10 nanogram.
Studi lain yang diterbitkan dalam Journal of Applied Toxicology edisi Januari-Februari 2004, menemukan jejak paraben pada jaringan kanker payudara pasien mastektomi. Tetapi peneliti tidak yakin apakah paraben menyebabkan kanker payudara karena mereka tidak mencari keberadaan senyawa di jaringan lain di tubuh.
Di sisi lain, paparan paraben dikaitkan dengan kerusakan DNA pada sperma. Penelitian menunjukkan bahwa paparan paraben dapat menurunkan kadar testosteron pada pria dan memengaruhi sperma mereka, yang dapat menyebabkan kemandulan.
Sebuah studi tahun 2017 yang diterbitkan dalam Journal of Occupational and Environmental Medicine menemukan bahwa pria dengan konsentrasi paraben yang tinggi dalam urine mereka memiliki proporsi sperma yang lebih besar dengan morfologi abnormal, atau ukuran atau bentuk yang tidak biasa, yang dikaitkan dengan infertilitas, dibandingkan dengan pria yang memiliki sperma rendah. konsentrasi bahan kimia dalam urine mereka
Baca Juga: Cegah Kanker Ovarium, Dokter Kandungan Sarankan 4 Tips Berikut
Jika Anda khawatir dengan efek paraben, Anda dapat meminimalkan paparan dengan memilih produk perawatan atau kosmetik yang bebas paraben. Kini sudah semakin banyak produsen kosmetik dan produk perawatan pribadi yang menghindari penggunaan paraben.
Sebelum membeli, pastikan untuk membaca daftar bahan pada label kosmetik dan produk perawatan rambut untuk mengetahui adanya kandungan paraben. Paraben yang umum digunakan dalam kosmetik adalah methylparaben, propylparaben dan butylparaben.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Emas Antam Pecah Rekor Lagi, Harganya Tembus Rp 2.095.000 per Gram
-
Pede Tingkat Dewa atau Cuma Sesumbar? Gaya Kepemimpinan Menkeu Baru Bikin Netizen Penasaran
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas