Suara.com - Varian baru virus corona India telah terdeteksi di Inggris. Sebanyak 77 kasus varian virus corona India telah ditemukan dan diidentifikasi pada 14 April 2021.
Sebanyak 73 kasus varian baru virus corona India terjadi di Inggris dan 4 kasus lainnya terdeteksi di Wales. Varian tersebut juga telah diberi label dalam penyelidikan bersamaan dengan 6 varian virus corona lainnya.
Sayangnya dilansir dari The Sun, tidak ada penjelasan resmi tentang cara varian baru virus corona India atau B.1.617 telah memasuki Inggris. Sedangkan, India sendiri tidak masuk dalam daftar merah kasus virus corona Covid-19.
Tapi, Kementerian Kesehatan India melaporkan jumlah kematian akibat virus corona Covid-19 sekarang lebih dari 170 ribu kasus. Meski begitu, para pejabat mengatakan mutasi virus corona baru ini tidak terkait dengan lonjakan kasus virus corona di India.
Beberapa ilmuwan menggambarkan varian baru virus corona India atau B.1.617 sebagai varian mutan ganda karena karakteristiknya. Varian B.1.617 memiliki dua mutasi, yakni E484Q dan L452R yag pertama kalinya baru terlihat dalam varian tunggal B.1.617.
Kekhawatiran para ilmuwan adalah kedua mutasi ini jauh lebih menular atau kebal dari vaksin Covid-19, seperti yang telah terbukti pada varian virus corona Afrika Selatan dan Brasil.
Tapi, tak banyak yang diketahui tentang kedua mutasi virus corona Covid-19 tersebut sekarang ini. Para ahli di negara bagian barat Maharashtra sedang berupaya untuk memahami virus corona itu lebih menular dan kebal terhadap vaksin Covid-19 atau tidak.
Maharashtra adalah negara bagian yang paling parah terkena dampak di India, rumah bagi ibu kota keuangan Mumbai. Sekitar 61 persen sampel yang diskrining oleh para ilmuwan di sana disebabkan oleh varian B.1.617.
Paul Hunter, Profesor Kedokteran di Universitas East Anglia, mengatakan dia tidak khawatir tentang mutasi ganda. Ia mengatakan hal ini adalah wajar.
Baca Juga: Dibanding Vaksin, Virus Corona 10 Kali Lebih Berisiko Picu Pembekuan Darah
"Pemahaman saya adalah bahwa mutasi L452R pertama kali diidentifikasi di Denmark selama Maret 2020 tetapi menjadi umum di California pada bulan Desember dan E484Q juga telah diidentifikasi sebelumnya," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!