Suara.com - Seorang pria dari Mississippi mengalami pembekuan darah setelah suntik vaksin Johnson & Johnson untuk virus corona Covid-19. Pihak keluarga mengatakan pria itu mengalami kelumpuhan di satu sisi tubuhnya hingga tidak bisa berbicara.
Pria bernama Brad Malagarie, dari St. Martin itu menderita stroke setelah minggu lalu menerima satu kali suntikan vaksin Covid-19. Sehingga, keluarga berpikir bahwa kondisi itu dipengaruhi oleh suntikan vaksin Johnson & Johnson.
"Keluarga pasien menelepon saya dan mengatakan bahwa Brad baru saja suntik vaksin minggu lalu. Jadi, kami berpikir bahwa kondisinya ini dipengaruhi oleh suntikan tersebut sehingga Brad menderita stroke," kata Bibi Brad, Celeste Foster O'Keefe dikutip dari Fox News.
Saat mengalami kelumpuhan di satu sisi tubuhnya, ayah 7 anak ini langsung dilarikan ke rumah sakit. Dokter pun mendiagnosis Brad menderita stroke akibat pembekuan darah di otaknya.
Bibi Brad pun bertekad untuk memberi tahu dokter bahwa keponakannya itu baru saja suntik vaksin Johnson & Johnson. Karena, ia cukup yakin bahwa stroke yang dialami keponakannya disebabkan oleh vaksin Covid-19.
Celeste Foster juga menceritakan bahwa keponakannya adalah sosok yang masih muda dan sehat. Tapi sekarang, Brad harus minum obat untuk tekanan darah tinggi.
"Sekarang, kondisi ini sudah lumpuh di seluruh sisi kanan tubuhnya. Dia tidak bisa bicara dan tidak bisa berjalan. Dia masih paham dengan keberadaan kami, tetapi dia hanya bisa melihat kami dan menangis," kata Celeste Foster.
Sayangnya, dokter belum tahu lamanya waktu yang dibutuhkan Brad untuk pulih seperti semula. Sedangkan, keluarga ingin Brad bisa berkomunikasi, berjalan dan berbicara lagi meskipun nantinya juga tidak akan kembali sempurna.
Sebelumnya, penggunaan vaksin Johnson & Johnson sempat harus dotunda karena berkaitan dengan kasus 6 wanita usia 18 dan 48 tahun mengalami pembekuan darah setelah suntik.
Baca Juga: Efek Samping Vaksin Covid-19 yang Tidak Perlu Dikhawatirkan, Apa Saja?
Bahkan kasus pembekuan darah terkait suntikan vaksin Johnson & Johnson itu masih terus bertambah sampai sekarang. Meskipun belum jelas hubungan keduanya, tapi ini perlu menjadi pertimbangan.
"CDC dan FDA bekerja cepat untuk menyelidiki setiap kasus pembekuan darah langka dan hubungannya dengan suntikan vaksin Covid-19," kata direktur CDC Dr. Rochelle Walensky.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
Terkini
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi