Suara.com - Peneliti telah menegaskan bahwa permukaan bukanlah vektor utama dalam penyebaran Covid-19. Selain itu, para ahli terkemuka percaya bahwa penyakit ini terutama ditularkan melalui udara.
Melansir dari Medical Xpress, hal ini berarti virus sebagian besar menyebar melalui partikel halus pernapasan yang tetap melayang di udara selama beberapa waktu.
"Hal ini pada gilirannya membuat luar ruangan jauh lebih aman daripada di dalam ruangan," kata Jose-Luis Jimenez, seorang ilmuwan aerosol terkemuka di Universitas Colorado Boulder.
"Di dalam ruangan jauh lebih berbahaya karena dinding, langit-langit, dan lantai menahan udara, sementara di luar ruangan jauh lebih kecil risikonya karena ada lebih banyak gerakan udara," imbuhnya.
Tapi, dia menegaskan risiko rendah bukan berarti tidak ada risiko. Sekarang ada sejumlah penelitian yang berusaha mengukur risiko penyebaran Covid-19 di luar ruangan.
Oktober lalu, peneliti China menerbitkan sebuah makalah di jurnal Indoor Air yang mengumpulkan informasi tentang 7.324 kasus dan termasuk informasi tentang di mana virus itu menular. Hanya satu wabah yang terdokumentasi terjadi di luar ruangan, yakni di sebuah desa di Shangqiu, Henan, di mana seorang pria berusia 27 tahun terinfeksi setelah melakukan percakapan di luar ruangan dengan pembawa virus pada Januari 2020.
Beberapa ahli mengatakan di luar ruangan malah jauh lebih berisiko untuk menyebarkan virus karena ada lebih banyak gerakan udara dan udara yang dihembuskan naik.
Donald Milton, seorang profesor di University of Maryland dan salah satu pelopor di bidang ilmu aerosol menyarankan orang untuk menghindari keramaian di luar ruangan, terutama jika ada teriakan yang terlibat dan udara tergenang.
Tetapi, dia berpikir bahwa ada saat Anda boleh melepaskan masker di luar ruangan, misalnya saat sedang berlari dan kondisi sepi.
Baca Juga: Sudah Pernah Divaksin, 7 Anggota Polres Siak Positif Covid-19
"Ketika saya pergi jogging di lingkungan saya, di mana rumah-rumahnya dipisahkan oleh jarak 10 meter (32 kaki) atau lebih dan hanya ada beberapa orang yang berjalan-jalan dengan anjing atau anak-anak bermain di halaman, saya membawa masker tapi melepaskannya," katanya.
"Kemudian jika saya berhenti untuk mengobrol dengan orang lain, saya dapat memakai masker. Jika saya berjalan-jalan dengan teman, saya akan memakainya," imbuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya