Suara.com - Presiden Coventry Mercia Lions Club, Davinder Prasad (70) baru saja kembali ke Inggris dari India mengatakan situasi pandemi Covid-19 di negara tersebut 'luar biasa'. Sambil mengisolasi diri di rumahnya, di Coventry, ia menceritakan keadaan di sana.
Menurut Prasad, angka yang dilaporkan di India hanyalah 'puncak gunung es'. Artinya, masih ada kondisi yang tidak terlihat di permukaan.
Hingga Rabu (21/4/2021), kasus virus corona di negara tersebut di atas 15 juta dengan penambahan kasus per harinya di atas 200 ribu.
Prasad tiba di Inggris enam hari lalu setelah mengunjungi saudaranya yang mengalami serangan jantung di Delhi pada Februari lalu. Ia diperbolehkan melakukan perjalanan ke negara tersebut dengan alasan belas kasih, lapor BBC.
Ketika pertama kali tiba di India, Prasad mengatakan masyarakat di sana sudah mejalani kehidupan normal.
"Tidak ada yang mengikuti aturan jarak sosial, tidak ada yang peduli tentang memakai masker. Hidup berjalan seperti biasanya," tutur Prasad.
Dia mengaku tidak percaya dengan bagaimana situasi berubah sejak dirinya kembali ke Inggris.
"India adalah negara besar dengan 1,3 miliar orang. Jarak aman tidak mungkin dilakukan. Jika orang dibiarkan berdiri dengan jarak dua meter, mereka akan menutupi seluruh dunia," sambungnya.
Menurutnya, eksodus pekerja imigran memperburuk keadaan sejak Delhi memberlakukan lockdown.
Baca Juga: Covid-19 di India: RS Penuh, Krematorium Penuh, Warga Meninggal di Ambulans
"Ini situasi yang mengerikan, saya tidak tahu bagaimana itu akan terungkap dalam beberapa hari mendatang. Itu salah satu krisis terbesar yang pernah dialami India," lanjutnya.
Mahasiswa yang berharap untuk kembali ke Inggris dari India juga terkena dampak larangan perjalanan. Rohish Mirje (23), telah memesan penerbangan ke Inggris untuk 4 Mei mendatang.
Mirje kembali ke rumah di Sangli, Maharashtra, dari Coventry saat Natal tahun lalu. Setelah membayar lebih dari 30 ribu poundsterling (Rp607 juta) untuk biaya kuliah dan akomodasi, sekarang ia dihadapkan pada kewajiban membayar 1,7 ribu poundsterling (Rp34,4 juta) untuk karantina di Inggris.
"Ini memengaruhi ribuan siswa di India dan kami tidak datang untuk pariwisata, kami di sini untuk pendidikan. Saya akan mendesak Inggris untuk memberi kami diskon atau pengecualian atas hal ini," pungkas Mirje.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis