Suara.com - Bagi penderita diabetes, puasa berjam-jam dapat menyebabkan komplikasi seperti hipoglikemia (gula darah rendah), hiperglikemia (gula darah tinggi), dan dehidrasi, sebut International Diabetes Federation (IDF) di situs resminya.
Oleh karena itu penderita diabetes disarankan untuk berkonsultasi ke dokter sebelum berpuasa selama Ramadhan.
Dr Subhash Kumar Wangnoo, konsultan senior, endokrinologi, Rumah Sakit Indraprastha Apollo, New Delhi mengatakan ada satu set pedoman khusus untuk setiap penderita diabetes.
“Kita harus sangat berhati-hati agar tidak meminum obat yang dapat menyebabkan hipoglikemia,” katanya dilansir melalui indianexpress.
Obat oral jangka panjang harus dihindari selama Ramadhan karena orang berpuasa berjam-jam di siang hari. Penderita diabetes harus menghindari penggunaan sulphonylurea (obat untuk mengontrol kadar gula darah dengan merangsang produksi insulin) karena sifatnya yang lama.
Sebaliknya, mereka harus memilih obat kerja pendek seperti gliptin atau metformin untuk menghindari gula darah rendah di siang hari.
Selama Ramadan, penderita diabetes juga harus menghindari penghambat SGLT2 (sodium-glukosa co-transporter-2), yang digunakan untuk mengobati diabetes tipe 2 dengan membantu ginjal menurunkan kadar gula darah.
Penderita diabetes dapat menderita gliclazide, obat kerja pendek lain yang tidak menyebabkan hipoglikemia.
Seseorang harus memantau kadar gula darahnya secara teratur dan tidak melewatkan suntikan insulin, IDF menyatakan.
Baca Juga: Jadwal Buka Puasa Karawang Rabu 21 April 2021
Dr Wangnoo berkata, “Jika pasien menggunakan dua dosis insulin, dia harus mengurangi dosis tersebut sepertiga. Jika pasien mendapat banyak dosis insulin, dia harus menghindari puasa selama Ramadhan. "
Saat seseorang mulai berkeringat atau mengalami palpitasi, mereka harus segera memeriksa kadar gula darahnya. Jika kadar gula darah lebih rendah dari 70 mg / dl, maka harus berbuka.
“Hindari makan berlebihan (terutama yang manis-manis) selama Idul Fitri, karena dapat menyebabkan glukosa darah tinggi. Kunjungi dokter Anda untuk mendapatkan panduan tentang mengubah obat kembali ke jadwal sebelumnya, ”IDF juga menyebutkan.
Selain itu, wanita hamil, anak-anak, pasien lanjut usia dengan kondisi penyerta seperti tekanan tinggi, penyakit jantung atau kolesterol tinggi, harus menghindari puasa selama Ramadhan, dokter memperingatkan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya