Suara.com - Menjaga kesehatan tubuh penting di tengah pandemi Covid-19. Di saat bersamaan, melindungi lingkungan juga penting demi masa depaan yang lebih sehat.
Menyadari pentingnya menjaga kesehatan bersamaan dengan melindungi lingkungan, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Perhubungan pun bekerja sama mengampanyekan Gerakan Jalan Hijau, gerakan yang mengajak masyarakat untuk meninggalkan kendaraan pribadi dan beralih menggunakan transportasi massal, jalan kaki, atau bersepeda.
"Untuk itulah kami sangat berterima kasih kepada Kemenkes (Kementerian Kesehatan) atas sinerginya dalam Gerakan Jalan Hijau. Program Kemenkes yaitu Germas atau Gerakan Masyarakat Hidup Sehat secara substantif sejalan dengan Gerakan Jalan Hijau. Gerakan Jalan Hijau ini secara langsung maupun tidak langsung juga dapat mendukung Germas, sehingga kami berharap kerjasama diantara dua sektor ini dapat terus berlangsung di masa mendatang,” ujar Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Polana B. Pramesti saat acara Virtual Event Kampanye Jalan Hijau Achievement Award 2021 di Jakarta (20/4).
Pola dan kebiasaan hidup bertransportasi menggunakan kendaraan pribadi ternyata berkorelasi langsung dengan permasalahan kesehatan dan kualitas hidup. Kebiasaan masyarakat menggunakan kendaraan pribadi baik mobil maupun sepeda motor untuk bekerja dan beraktivitas sehari-hari membuat masyarakat cenderung kurang bergerak.
Akibatnya, masyarakat urban mudah dihinggapi penyakit non infeksi misalnya diabetes, stroke, jantung. Dampak lain dominannya penggunaan kenderaan pribadi adalah semakin memburuknya kualitas udara. Padahal dengan beralih menggunakan angkutan umum massal dan pemanfaatan berjalan kaki serta bersepeda selain akan berdampak positif terhadap kesehatan pribadi juga akan membuat kondisi udara yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
Di kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kemenkes drg. Oscar Primadi mengatakan hasil Riskesdas Tahun 2018 menunjukkan ketidakaktifan fisik di Indonesia meningkat menjadi 33,5 persen seiring dengan peningkatan angka obesitas menjadi 21,8 persen. Ketidakaktifan fisik memicu peningkatan kejadian penyakit tidak menular.
Prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia pada tahun 2018 juga meningkat, diantaranya kanker meningkat dari 1,4 persen menjadi 1,8 persen, diabetes meningkat dari 1,5 persen menjadi 2,0 persen, stroke meningkat dari 7,0 persen menjadi 10,9 persen dan hipertensi 8,4 persen. Ketidakaktifan fisik akan memicu masalah kesehatan masyarakat yang lebih besar.
Lebih lanjut Oscar menambahkan bahwa masyarakat harus melakukan perubahan pola perilaku untuk mengantisipasi masalah kesehatan ini. Inpres nomor 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan kebijakan pemerintah yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan masyarakat berperilaku sehat melalui aktivitas fisik, gizi seimbang, perilaku hidup bersih dan sehat, lingkungan sehat, serta pencegahan dan deteksi dini penyakit.
Implementasi GERMAS membutuhkan keterlibatan lintas sektor untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai, dapat hidup produktif dan terhindar dari Covid-19.
Baca Juga: Jaga Kulit Tetap Segar dan Terhidrasi Saat Puasa, Jangan Lupakan Sheet Mask
"Saya menyambut baik upaya Kampanye Jalan Hijau yang mendorong semaksimal mungkin masyarakat berpindah dari kendaraan (bermotor) pribadi ke angkutan umum massal dan berjalan kaki sejalan dengan upaya Pembudayaan Aktivitas Fisik dalam Kampanye GERMAS yang tertuang dalam Inpres No 1 tahun 2017. Hal ini merupakan bukti sinergi dan kolaborasi antar instansi pemerintahan,” ujar Oscar.
Pada kesempatan yang sama Polana juga mengatakan, seandainya masyarakat mau mengubah pola transportasinya dari naik kendaraan pribadi beralih menggunakan angkutan umum massal dan pemanfaatan berjalan kaki serta bersepeda / Non-Motorized Transportation (NMT) atau yang disebut sebagai Gerakan Jalan Hijau bukan hanya akan membuat ancaman berbagai penyakit non infeksi bisa diminimalisir, tetapi juga menciptakan kondisi ramah lingkungan yang secara langsung akan berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat urban di Jabodetabek.
"Oleh karena itulah, agar Gerakan Kampanye Jalan Hijau lebih mudah diterima publik, BPTJ memandang perlu untuk mensinergikannya dengan isu-isu publik lainnya seperti isu kesehatan yang erat kaitannya dengan permasalahan transportasi perkotaan,” tutur Polana.
Kualitas hidup masyarat Jabodetabek, kata Polana, memang sangat terkait dengan kualitas udara. Data menyebut kualitas udara Jakarta dan daerah sekitarnya cenderung buruk bahkan beberapa kali menempati ranking atas dibanding kota-kota lain di dunia.
Sementara itu transportasi menyumbang sekitar 40 persen atas buruknya kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya. Dengan semakin banyak masyarakat Jabodetabek yang berpindah ke angkutan umum massal dan memanfaatkan non motorized transportation secara langsung ikut berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya.
Berita Terkait
-
Buntut Olok-olok di Grup Chat, Mahasiswa FK Unud Pembully Timothy Anugerah Tak Bisa Ikut Koas!
-
Evaluasi Setahun Pemerintahan Prabowo, Kinerja Kemenkes hingga BGN Dinilai Layak Dievaluasi
-
Kasus Influenza A Melonjak, Puan Maharani Imbau Masyarakat Jaga Kesehatan dan Disiplin Prokes
-
Buntut Ribuan Siswa Keracunan, Kemenkes Terbitkan Aturan Baru Keamanan Pangan untuk Program MBG
-
Putus Rantai Cacingan, Kemenkes Ajak Orang Tua Rutin Beri Obat Cacing dan Jaga Kebersihan Anak
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan