- Wabah penyakit menular seperti diare dan ISPA muncul di lokasi pengungsian korban banjir Sumatera akibat sanitasi buruk.
- Charles Honoris (DPR RI) meminta Kemenkes segera mengintensifkan pengawasan dan intervensi medis bagi para pengungsi.
- Infrastruktur kesehatan lumpuh, lebih dari 15 rumah sakit dilaporkan tidak beroperasi di tiga provinsi terdampak bencana.
Suara.com - Derita para korban banjir dan longsor di sejumlah wilayah Sumatera kini bertambah dengan munculnya ancaman baru yang tak kalah membahayakan, wabah penyakit menular. Di tengah kondisi pengungsian yang serba terbatas, berbagai penyakit dilaporkan mulai menjangkiti warga yang terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Kondisi mengkhawatirkan ini diungkapkan oleh Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Charles Honoris. Ia menegaskan bahwa ancaman kesehatan ini adalah masalah serius yang harus segera mendapat penanganan intensif dari pemerintah pusat.
Berdasarkan laporan situasi harian yang diterima pihaknya, Charles membeberkan sejumlah penyakit spesifik yang telah ditemukan menyebar di antara para pengungsi. Kondisi sanitasi yang buruk dan kepadatan di lokasi pengungsian menjadi pemicu utamanya.
"Dan kami juga sudah menerima laporan bahwa berbagai penyakit seperti... Yang sudah ditemukan penyakit seperti... yang banyak ya, diare, ISPA, leptospirosis,” kata Charles saat ditemui di Bandung, Jawa Barat, Jumat (5/12/2025).
Menyikapi temuan ini sebagai sebuah alarm bahaya, Komisi IX DPR RI mendesak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk tidak tinggal diam. Charles meminta Kemenkes segera meningkatkan pengawasan dan memastikan intervensi medis dilakukan secara cepat dan tepat sasaran.
"Dan oleh karena itu kami meminta Kemenkes untuk memonitor terus dan mencari apa yang dibutuhkan sehingga pelayanan kesehatan tepat sasaran dan juga tetap bisa diberikan kepada yang membutuhkan,” ujarnya.
Tantangan penanganan krisis kesehatan ini menjadi semakin pelik lantaran lumpuhnya infrastruktur kesehatan di wilayah terdampak.
Charles menyuarakan keprihatinan mendalam atas laporan bahwa banyak fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes), termasuk rumah sakit, yang tidak dapat beroperasi akibat terjangan bencana.
"Jadi, dari yang saya terima kemarin, saya lupa angka pastinya ya, tetapi jumlah fasyankes yang tidak beroperasi sepertinya semakin bertambah. Jumlah rumah sakit, kalau saya tidak salah ingat, sudah lebih dari 15 rumah sakit yang tidak beroperasi di tiga provinsi yang terdampak banjir,” jelasnya.
Baca Juga: Buntut Kayu Gelondongan di Banjir Sumatra, Puan Bicara Peluang Revisi UU Kehutanan
Meski demikian, ia memastikan bahwa DPR akan terus mengawal dan memantau perkembangan situasi di lapangan setiap hari untuk memastikan langkah-langkah penanganan yang diambil pemerintah berjalan efektif.
“Iya, kami sudah meminta kepada Kementerian Kesehatan untuk terus memonitor, bahkan sampai sekarang kami masih mendapatkan situation report setiap hari tentang kondisi kesehatan yang ada di tempat bencana, lokasi bencana ya,” tuturnya.
Lebih jauh, Charles juga menyoroti kelompok rentan lain, yakni para pengungsi yang memiliki riwayat penyakit bawaan atau kronis. Ia menekankan pentingnya ketersediaan obat-obatan rutin bagi mereka, agar bencana ini tidak memutus akses pengobatan yang bisa berakibat fatal.
“Termasuk juga inventori obat-obatan yang memang dibutuhkan di lapangan. Karena kami juga ingin menjaga agar masyarakat yang saat ini misalnya menjalani pelayanan kesehatan, menjalani pengobatan secara rutin, jangan sampai karena adanya bencana mereka akhirnya tidak mendapatkan pelayanan sehingga kondisinya bisa memburuk,” pungkasnya.
Berita Terkait
-
Buntut Kayu Gelondongan di Banjir Sumatra, Puan Bicara Peluang Revisi UU Kehutanan
-
Dari Ferry Irwandi hingga Praz Teguh: Deretan Figur Publik yang Turun Tangan Bantu Korban Bencana
-
MMKSI Berikan Program Khusus Bagi Pemilik Kendaraan Mitsubishi Terdampak Banjir Sumatera
-
KemenP2MI Kirim Logistik Bantuan Darurat untuk Ribuan Korban Banjir & Longsor di Sumatra
-
Satgas PKH Mulai Bergerak, Usut Misteri Kayu Gelondongan Banjir Sumatra
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
Soal DPR Lakukan Transformasi, Puan Maharani: Ini Niat Baik, Tapi Perlu Waktu, Tak Bisa Cepat
-
BGN Larang Ada Pemecatan Relawan di Dapur MBG Meski Jumlah Penerima Manfaat Berkurang
-
KPK Akui Sedang Lakukan Penyelidikan Kasus Dugaan Korupsi di PT LEN Industri
-
KPK Periksa Lagi Bos Maktour Usai Penyidik Pulang dari Arab, Jadi Kunci Skandal Kuota Haji
-
Buntut Kayu Gelondongan di Banjir Sumatra, Puan Bicara Peluang Revisi UU Kehutanan
-
Arogansi Opang Stasiun Duri: Viral Pukuli Ojol, 2 Pelaku Diciduk Meski Korban Hilang
-
Tri Tito Lantik Anggieta Bestari Tabo sebagai Ketua TP PKK dan Tim Pembina Posyandu Papua Pegunungan
-
Bikin Korban Malu, Pria Ini Ditangkap Usai Jual Tiket BLACKPINK Palsu Seharga Rp5 Juta
-
Berkas Korupsi RSUD Rampung, Bupati Koltim Abdul Azis Cs Segera Diadili
-
Kisruh PBNU, Kader Muda Serukan Patuhi AD/ART dan Hormati Ikhtiar Islah Kiai Sepuh