Suara.com - Lemak perut yang disebut sebagai lemak visceral diketahui dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, stroke, dan kolesterol tinggi.
Menurut ahli, penyebabnya adalah karena lemak visceral membuat lebih banyak protein inflamasi yang mempersepit pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah dan membuat organ dan jaringan meradang.
Anda tidak dapat berasumsi bebas lemak viceral walau berat badan Anda termasuk sehat. Seseorang tetap bisa memiliki lemak visceral walau tidak dianggap obesitas atau gemuk, lapor CNN.
Bagaimana cara mengetahui ukuran lemak perut Anda berbahaya?
Ukur lingkar perut (diatas tulang pinggul, tepat dengan pusar) menggunakan pita pengukur. Saat akan mengukurnya buang napas secara normal, kemudian ukur.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyaki AS (CDC) ukuran yang berisiko untuk wanita adalah lebih dari 88 cm dan untuk pria lebih dari 102 cm.
Untuk keturunan Asia, ukuran turun menjadi 80 cm dan pria 90 cm, berdasarkan Endocrine Society.
Anda juga dapat membandingkan rasio pinggang dan pinggul. Mulai dengan mengukur pinggang seperti yang diinstruksikan di atas, kemudian letakkan pita pengukur di pinggil bagian terlebar. Kemudian bagi ukuran pinggang dengan ukuran pinggul.
Jika rasionya pada pria lebih besar dari 0,9 dan bagi wanita lebih dari 0,8, maka itu menunjukkan peningkatan risiko penyakit obesitas.
Baca Juga: Banyak Keringat Saat Olahraga Tanda Pembakaran Lemak, Mitos atau Fakta?
Namun, itu adalah pengukuran yang kurang pasti. Satu-satunya cara untuk mengetahui kadar lemak visceral secara tepat adalah dengan CT scan atau MRI.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat