Suara.com - Tak semua orang terbiasa mandi air dingin, terutama orang yang tinggal di pegunungan. Padahal mandi air dingin memberikan banyak manfaat kesehatan.
Dr Michael Mosley mengatakan mandi air dingin bisa membantu mendorong sistem kekebalan kita sebanyak 30 persen. Ia pun mengutip uji coba terkontrol secara acak di Belanda untuk mendukung pandangannya.
Tujuan Penelitian ini adalah mencari tahu pengaruh kumulatif mandi air dingin secara rutin terhadap penyakit, kualitas hidup dan produktivitas kerja.
Antara Januari hingga Maret 2015, Sebanyak 3.018 peserta usia antara 18 dan 65 tahun tanpa penyakit penyerta kronis dan tidak rutin mandi air dingin.
Mereka pun dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok pertama diminta mandi air dingin selama 30 hari berturut-turut dan kelompok kedua mandi air dingin 60 hari berturut-turut. Kemudian, peneliti menilai kualitas hidup, produktivitas kerja, kecemasan, sensasi panas, dan reaksi merugikan setelahnya.
Hasilnya, para peneliti melihat adanya penurunan 29 persen jumlah orang izin karena sakit setelah mandi air dingin, dibandingkan kelompok yang mandi air panas.
Para peneliti pun menyimpulkan mandi air dingin secara rutin menghasilkan pengurangan statistik izin sakit pada orang dewasa tanpa penyakit penyerta yang parah.
Manfaat kesehatan mandi air dingin
Selain meningkatkan kesehatan fisik, mandi air dingin juga terbukti meningkatkan kesehatan mental.
Baca Juga: Krisis akibat Virus Corona, Banyak Krematorium di India Merasa Kewalahan
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Elsevier, telah membuktikan hubungan mandi air dingin dengan risiko depresi yang lebih rendah. Menurut penelitian, paparan air dingin bisa membantu mengaktifkan sistem saraf simpatis.
Karena, disfungsi pada sistem saraf simpatif itulah yang dianggap bisa memicu kondisi kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi dan stres kronis.
"Mandi air dingin juga diharapkan bisa mengirimkan sejumlah besar impuls listrik dari ujung saraf tepi ke otak, yang bisa menghasilkan efek santi-depresi karena tingginya kepadatan reseptor dingin di kulit," jelas peneliti dikutip dari Express.
Bukti lain juga mendukung temuan itu setelah menguji sejumlah orang secara statistik tidak siginifikan. Orang tanpa gejala yang cukup untuk bisa didiagnosis menderita depresi, menunjukkan bahwa hidroterapi dingin bisa meredakan gejala depresi lebih efektif.
Hidroterapi adalah terapi seluruh tubuh yang melibatkan gerakan dan olahraga di dalam air. Terapi itu juga memiliki efek analgesik yang signifikan dan nampaknya tidak memiliki efek samping nyata atau menyebabkan ketergantungan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?