Suara.com - Otoritas Korea Selatan melaporkan kasus Covid-19 dari varian baru virus Corona pada Selasa (27/4/2021).
Dilansir ANTARA, Korea Selatan 86 kasus baru, sehingga total kasus virus Corona berjumlah 535.
Dari kasus baru terkonfirmasi yang terdeteksi sejak 20 April, 34 kasus di antaranya adalah kasus impor dan 52 sisanya merupakan transmisi lokal, menurut Badan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korea (KDCA).
Dari kasus varian COVID-19 gabungan, sebanyak 464 kasus berasal dari Inggris, 61 kasus dari Afrika Selatan, dan 10 kasus dari Brazil. Ketiga varian itu diyakini lebih menular dari virus corona versi asli.
Semua pendatang dari luar negeri wajib melakukan dua kali tes COVID-19 sebelum meninggalkan karantina mandiri dua pekan. Mereka juga musti menyerahkan hasil negatif COVID-19 dalam waktu 72 jam sebelum menuju Korea Selatan.
Negeri Gingseng itu baru saja melaporkan 512 kasus baru COVID-19 dalam 24 jam terakhir, sehingga menambah jumlah keseluruhan menjadi 119.898 kasus.
Sementara itu, Korea Selatan juga berencana memproduksi vaksin Sputnik V buatan Rusia.
Pengumuman itu disampaikan setelah perusahaan bioteknologi Korea Selatan GL Rapha meneken kontrak dengan Russian Direct Investment Fund (RDIF) akhir tahun lalu untuk menghasilkan lebih dari 150 juta dosis vaksin Sputnik V per tahun.
Huons mengatakan konsorsium itu akan mulai memproduksi pengiriman sampel pada Agustus dan secara fleksibel akan menanggapi permintaan RDIF.
Baca Juga: Tekan Virus Covid-19, Turki Terapkan Lockdown hingga usai Idul Fitri
Konsorsium itu merangkul tiga perusahaan lokal lainnya, yakni Prestige BioPharma, Humedix dan Boran Pharma, yang akan membangun fasilitas produksi baru, kata Huons melalui pernyataan.
Saham di Huons Global meroket 29,8 persen di atas batas harian mereka pada perdagangan Jumat pagi.
Sementara itu Duta besar India untuk Moskow pada Jumat mengatakan pengiriman vaksin COVID-19 Sputnik V ke India diperkirakan mulai menjelang akhir April, setelah regulator obat India merestui penggunaan vaksin tersebut pada Senin.
Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) sedang melakukan tinjauan bergulir terhadap vaksin Rusia saat banyak negara Eropa berupaya meningkatkan program vaksinasi, yang terhambat oleh penundaan pengiriman.
Berita Terkait
-
Kasus TBC di Jakarta Capai 49 Ribu, Wamenkes: Kematian Akibat TBC Lebih Tinggi dari Covid-19
-
Jejak Kudeta Gagal Yoon Suk Yeol Terungkap, Kepala Inteljen Korea Selatan Ditangkap!
-
HyunA Pingsan di Panggung Waterbomb Macao 2025, Minta Maaf dan Janji Jaga Kesehatan
-
Dari K-Drama ke Destinasi Nyata: Korea Travel Fair 2025 Hadirkan Pengalaman Wisata Autentik
-
Prediksi Legenda Futsal Indonesia di Piala Asia Futsal 2026, Yakin Bisa Lolos Grup
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda