Suara.com - Pandemi COVID-19 telah memicu peningkatan gangguan insomnia bagi petugas kesehatan, yakni sekitar 44 persen. Selain itu, 10 persen dari 678 kelompok seperti dokter fakultas, perawat, penyedia praktik, asisten dokter, melaporkan adanya survei terkait penurunan insomnia yang membaik selama pandemi.
Hal ini diungkap oleh ketua Departemen Psikiatri dan Perilaku di Medical College of Georgia, Augusta University, Dr. Vaughn McCall.
“Ada banyak penelitian yang mengamati masalah insomnia sebagai respon terhadap bencana alam. Seperti gempa bumi di Peru, dan bencana topan di Taiwan. Tapi, temuan ini merupakan tekanan universal,” ungkapnya yang dilansir dari Medical Express.
Sementara itu, efek pandemi juga memengaruhi waktu tidur bagi pekerja, sehingga gangguan insomnia akut cukup meningkat. Yakni dari 44,5 persen menjadi 64 persen.
Survei yang dilakukan pada 15 Mei 2020, para peneliti menganalisis petugas kesehatan yang bekerja sebagai garda terdepan. Mulai dari demografi, kebiasaan bekerja, suasana hati, gejala kecemasan, dan gangguan insomnia akut.
Responden pada kelompok tersebut 72 persen adalah perempuan, dengan usia rata-rata 43 tahun, yang bekerja sebagai dokter fakultas dan staf perawat. Selain itu, sekitar 25 persen responden merupakan pekerja shift.
Pada survei di bulan Mei 2020, sistem kesehatan memiliki sensus harian rata-rata 21 pasien COVID-19, di antaranya empat pasien di bagian perawatan intensif.
Selain itu, dampak dari insomnia juga mengakibatkan gejala kecemasan, yang memiliki risiko kuat untuk keinginan bunuh diri. Karena itu, jumlah gejala insomnia sedang menunjukkan, tingkat keparahan sangat signifikan secara klinis bagi petugas kesehatan.
Studi sebelumnya juga melihat dampak COVID-19 pada masalah tidur, namun studi hari ini melihat lebih dekat, yakni gangguan insomnia akut dengan potensi risikonya.
Baca Juga: Soal Alat Tes Antigen Bekas di Bandara Kualanamu, Ini Kata Satgas Covid-19
“Gangguan insomnia umumnya keluhan pasien terkait kualitas tidur yang buruk. Bahkan, mereka menderita di siang hari dan juga malam hari,” ungkap Dr. Vaughn McCall.
Dalam kasus ini, setengah dari individu melaporkan adanya satu gejala depresi, ditambah satu gejala kecemasan yang dilaporkan sekitar 65 persen.
“Kami melihat banyak orang yang bekerja terlalu banyak, sehingga tidak ada waktu yang cukup untuk tidur. Sementara bagi penderita insomnia, gangguan ini mengharuskan seseorang setidaknya memiliki kesempatan untuk tidur,” paparnya.
Selain itu, gangguan insomnia memberi pengaruh sekitar 10 persen dari populasi umum, yang juga terjadi pada petugas kesehatan selama berminggu-minggu. Pada gejala insomnia akut, memiliki risiko mengembangkan menjadi gangguan kronis.
Berita Terkait
Terpopuler
- Berapa Tarif Hotman Paris yang Jadi Pengacara Nadiem Makarim?
- Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Pelatih Irak Soroti Kerugian Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Cara Buat Foto Miniatur Motor dan Mobil Ala BANDAI dengan AI yang Viral di Medsos!
Pilihan
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
8 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Terbaik September 2025, Baterai Awet Kamera Bening
-
Harga Emas Naik Terus! Emas Antam, Galeri24 dan UBS Kompak di Atas 2 Juta!
-
Tutorial Dapat Phoenix dari Enchanted Chest di Grow a Garden Roblox
Terkini
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?
-
Pilih Buah Lokal: Cara Asik Tanamkan Kebiasaan Makan Sehat untuk Anak Sejak Dini