Suara.com - Anak-anak dengan Covid-19 yang memerlukan perawatan rumah sakit disebut berisiko mengalami gejala jangka panjang. Hal ini dinyatakan dalam penelitian yang disusun oleh National Institute for Health Research (NIHR).
Melansir dari Independent, untuk penelitian ini para peneliti mengatur wawancara tindak lanjut dengan orangtua dari 518 anak yang dirawat dengan dugaan atau dikonfirmasi Covid-19. Mereka menemukan bahwa seperempat dari anak-anak tersebut mengalami gejala persisten beberapa bulan setelah kembali ke rumah. Selain itu, hampir satu dari 10 anak mengalami mengalami masalah multisistem.
Pada saat wawancara tindak lanjut, mulai dari sekitar tujuh hingga sembilan bulan setelah keluar dari rumah sakit, 24,3 persen anak memiliki gejala yang menetap. Beberapa gejala jangka panjang yang menetap di antaranya adalah kelelahan (10,7 persen), gangguan tidur (6,9 persen) dan masalah sensorik (5,6 persen).
Orang tua dari beberapa peserta juga melaporkan perubahan emosi dan perilaku pada anak-anak mereka setelah terinfeksi Covid-19.
Menurut tim ilmuwan yang berasal dari peneliti Inggris, Irlandia, Italia, Jerman, Rusia, dan Amerika Serikat menyatakan bahwa anak-anak di atas usia enam tahun tampaknya berisiko lebih besar mengalami gejala jangka panjang. Namun, penelitian ini belum ditinjau oleh sejawat.
Studi juga menemukan bahwa gejala jangka panjang ini sebagian besar menurun dari waktu ke waktu.
Setidaknya 15,8 persen pasien melaporkan kelelahan pada saat pertama kali keluar dari rumah sakit. Kondisi ini kemudian turun menjadi 11,1 persen pada enam hingga tujuh bulan kemudian. Sementara kehilangan indera pembau berubah turun dari 8,7 persen menjadi 5,4 persen, dan perubahan indra perasa dari 5,6 persen menjadi 3,8 persen.
"Meskipun banyak anak mengalami gejala, seperti kelelahan, gangguan bau dan rasa, masalah tidur dan pernapasan, rambut rontok dan sakit kepala saat keluar dari rumah sakit, kami menyaksikan penurunan yang stabil dalam prevalensi gejala dari waktu ke waktu," catat para peneliti.
Baca Juga: Jelang Lebaran, Kabupaten Karanganyar Berstatus Zona Merah Covid-19
Berita Terkait
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- Ke Mana Saja Rp26 Triliun Dana Transfer Pusat Mengalir di Sulawesi Selatan?
Pilihan
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
-
Telkom Siapkan Anak Usaha Terbarunya infraNexia, Targetkan Selesai pada 2026
Terkini
-
Cuaca Lagi Labil, Ini Tips Atasi Demam Anak di Rumah
-
Gangguan Irama Jantung Intai Anak Muda, Teknologi Ablasi Dinilai Makin Dibutuhkan
-
BPOM Edukasi Bahaya AMR, Gilang Juragan 99 Hadir Beri Dukungan
-
Indonesia Masuk 5 Besar Kelahiran Prematur Dunia, Siapkah Tenaga Kesehatan Menghadapi Krisis Ini?
-
Susu Tanpa Tambahan Gula, Pilihan Lebih Aman untuk Anak
-
Diabetes Makin Umum di Usia Muda, Begini Cara Sederhana Kendalikan Gula Darah
-
VELYS Robotic-Assisted: Rahasia Pemulihan Pasca Operasi Lutut Hanya dalam Hitungan Jam?
-
Waspada! Obesitas Dewasa RI Melonjak, Kenali Bahaya Lemak Perut yang Mengintai Nyawa
-
Kota Paling Bersih dan Sehat di Indonesia? Kemenkes Umumkan Penerimanya Tahun Ini
-
Dari Flu hingga Hidung Tersumbat: Panduan Menenangkan Ibu Baru Saat Bayi Sakit