Suara.com - Akibat kematian COVID-19 yang meningkat di India, kota Delhi mulai membangun krematorium darurat. Yakni dengan menumpukkan beberapa kayu. Selain itu, taman dan ruang darurat lainnya juga digunakan untuk proses kremasi.
Peningkatan kematian ini juga melonjak saat gelombang kedua di India. Tercatat ada 380 orang di Delhi pada hari Senin, yang telah dikremasi.
Melansir dari BBC, keluarga kerabat korban juga harus menunggu berjam-jam sebelum mendapat izin kremasi jenazah karena meningkatnya permintaan.
Sementara di krematorium ibu kota Sarai Kale Khan, 27 tumpukan kayu baru dibangun. Selain itu, ruang krematorium dibangun di taman terdekat, juga rencana tamabahan ruang kremasi di dekat sungai Yamuna.
Pekerja krematorium yang bekerja dari pagi hingga tengah malam, dilaporkan awalnya hanya berkapasitas sebanyak 22 jenazah. Selain itu, pihak berwenang di Delhi juga telah menebang pohon di taman kota, sehingga kayu bakar tersebut digunakan untuk dilakukannya kremasi.
Tidak hanya itu, kerabat korban juga diminta untuk membantu kremasi, dengan menumpukkan kayu dan melakukan ritual lainnya.
Sementara di Ghazipur Delhi Timur, ruang krematorium juga telah menambahkan 20 tumpukan kayu lagi di tempat parkiran mobil. Hal ini diungkap oleh pejabat setempat yang dilaporkan oleh Indian Express, yang mengatakan akan ada waktu tunggu selama tiga hingga empat jam saat dilakukan kremasi.
Belakangan, situasi kremasi juga terjadi di tempat lain, yakni di Sunil Kumar Aledia, yang dikatakan kurangnya ruang kremasi.
Permintaan kremasi ini kemungkinan akan tetap tinggi. Namun di Delhi, dikabarkan adanya rumah sakit penuh dan terbatasnya oksigen medis.
Baca Juga: Putus Penularan Covid-19, Tenaga Kesehatan Dapat Bantuan APD
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis