Suara.com - Jumlah kematian akibat Covid-19 di India melonjak melebihi 200.000 pada Rabu (28/4) saat gelombang kasus baru terus menghantam tanpa henti.
Menyadur Channel News Asia, Kamis (29/4/2021) India kembali mencatatkan rekor dengan 360.000 kasus dan melaporkan lebih dari 3.000 kematian.
Negara Asia Selatan yang luas berpenduduk 1,3 miliar sedang memerangi lonjakan besar 360.000 infeksi baru - rekor harian global - dan melaporkan lebih dari 3.000 kematian pada hari Rabu.
Menawarkan secercah harapan, salah satu pendiri BioNTech - yang mengembangkan vaksin COVID-19 dengan Pfizer - mengatakan dia yakin vaksinnya dapat melawan varian yang melanda India.
Di New Delhi, tempat parkir mobil diubah menjadi krematorium dan terpaksa harus menebang kayu di taman kota karena kekurangan bahan bakar.
Kerabat pasien harus berjibaku di luar rumah sakit dan apotek untuk mencari obat-obatan dan tabung oksigen untuk keluarga mereka.
Priyanka Mandal (30), salah satu keluarga pasien mengaku telah mencari oksigen untuk ibunya sejak seminggu yang lalu.
"Obat-obatan juga tidak tersedia ... Saya telah mengunjungi lima, enam toko obat besar," katanya kepada AFP.
"Tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan, saya harus menunggu di sini ... aku hanya punya ibuku." sambungnya.
Baca Juga: Mudik Lokal, Pemprov Sumsel Gratiskan Tes Antigen Covid 19
Terlepas dari pandemi yang mengamuk, pada hari Selasa 25.000 orang ambil bagian dalam hari mandi terakhir di festival keagamaan Kumbh Mela di kota Haridwar.
Puluhan ribu warga tersebut terjun ke Sungai Gangga saat bulan purnama yang dianggap membawa keberuntungan, pejabat festival Harbeer Singh mengatakan kepada AFP.
Pertemuan tersebut telah menarik jutaan orang, sebagian besar tidak mengenakan masker, menimbulkan kritik terhadap pemerintah nasionalis Hindu Perdana Menteri Narendra Modi karena mengizinkannya untuk dilanjutkan.
Banyak negara bergegas untuk membantu, mengirimkan oksigen dan bantuan yang sangat dibutuhkan.
Singapura mengatakan pada Rabu bahwa pihaknya telah mengirim dua muatan pesawat pasokan oksigen, dan Jerman akan mengirimkan 120 ventilator dan berencana untuk mengatur produksi oksigen.
Rusia mengatakan pihaknya mengirimkan bantuan darurat ke India, termasuk bantuan oksigen, ventilator dan obat-obatan, sementara Swiss mengirimkan bantuan sebesar 1 juta dolar (Rp 14 miliar) untuk rumah sakit.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional