Suara.com - Anjuran berbuka puasa dengan makanan dan minuman manis tentu sudah sering kita dengar. Tujuannya untuk memulihkan energi setelah seharian penuh tidak makan dan minum.
Tetapi bagi pasien diabetes, apakah anjuran yang sama juga berlaku?
Dokter spesialis penyakit dalam prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD., mengatakan bahwa sebenarnya boleh saja pasien diabetes konsumsi takjil dengan rasa manis saat berbuka puasa. Asalkan gula darahnya terkontrol.
"Sebetulnya relatif aman kalau kita sudah mempersiapkan pasien diabetes dengan pengobatan sedemikian rupa. Sehingga gula darah tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi. Sehingga pada saat konsumsi makanan manis saat berbuka puasa, dia tidak akan menyebabkan gula darah yang begitu tinggi jadi tidak berisiko buat pasien," kata dokter Suastika dalam webinar bersama Klikdokter, Kamis (29/4/2021).
Meski dibolehkan, dr. Suastika mengungatkan bahwa pasien diabetes tetap harus membatasi jumlah konsumsi makanan manis. Sebab, sifat dari gula darah memang bisa meningkat sengan tiba-tiba setelah makan.
Agar dipastikan aman mengonsumsi sumber makanan manis saat berbuka puasa, pasien diabetes dianjurkan melakukan pengobatan sejak satu hingga dua bulan sebelum berpuasa. Tujuannya, kata dr. Suastika, agar dokter bisa membantu untuk menyiapkan gula darah lebih terjaga dan penyesuaian pemberian obat.
"Biasanya kalau menggunakan pil atau bentuk suntikan, maka ini ada penyesuaian sedikit. Karena kan pola makannya sekarang berubah, jadi selama siang hari tidak mengkonsumsi makanan tapi pada saat mulai buka puasa dan diakhiri dengan sahur. Ini ada beberapa obat yang harus dikurangi dosisnya, diubah cara pemberiannya. Ini memang hal harus ada konsultasi dokter sebelum puasa supaya aman dalam berpuasa," paparnya.
Lantaran berpuasa juga dapat mengubah metabolisme tubuh jadi lebih baik, dr. Suastika melanjutkan, karena itu dibutuhkan penyesuaian juga konsumsi obat.
"Titik krusial dari pasien diabetes untuk puasa adalah bagi mereka, terutama kalau terlalu drop gula darahnya atau terlalu tinggi, titik krusialnya ada sebelum buka puasa. Jadi hati-hati penggunaan obat-obat yang menyebabkan drop itu bisa hipoglikemi sesaat sebelum buka puasa. Kedua, adalah bagi mereka yang gula darahnya terlalu tinggi, maka masalah konsumsi yang manis-manis akan terjadi lonjakan gula darah yang amat tinggi, ini beresiko juga untuk pasien," paparnya.
Baca Juga: Hits: Harga Penyedap Rasa Indonesia di Korea, Penjual Takjil Cantik
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?