Suara.com - Vitamin D tidak alih-alih ada di dalam tubuh setiap kali kita berjemur di bawah terik matahari. Hanya saja, sinar matahari terutama UV B dengan panjang gelombang 280-320 nanometer, memang memiliki bahan baku sumber pembuatan vitamin D jika terserap oleh tubuh.
Dokter spesialis penyakit dalam dr. Jeffri Aloys, Sp. PD., mengatakan, pembentukan vitamin D dari sumber sinar matahari buruh proses rangkaian yang panjang dan komplek.
Ia menjelaskan bahwa di bawah kulit manusia juga telah terdapat bahan baku untuk membentuk vitamin D yang disebut 7-dehydrocholesterol. Dengan bantuan sinar matahari, bahan baku tersebut akan terproses dan menjadi previtamin D.
"Previtamin D ini bahan bakunya lagi dari vitamin D yang belum aktif tapi itu sudah masuk proses awal," kata dr. Jeff dalam webinar daring, Rabu (5/5/2021).
Setelah itu previtamin D terproses dalam tubuh dan menjadi provitamin D. Selanjutnya, provitamin D akan dibawa lagi ke hati dan diubah jadi calcidiol. Dokter Jeff mengatakan, calcidol juga belum menjadi bentuk vitamin D aktif karena akan dibawa lagi ke ginjal dan diubah oleh enzim.
"Sehingga akhirnya jadi bentuk aktif yang namanya cortisol. Itulah yang untuk meningkatkan kalsium, memperbaiki imunitas, mencegah kanker, jantung, penyakit diabetes. Inilah bentuk aktif dari vitamin D," jelasnya.
Vitamin D punya peran yang sangat krusial bagi kesehatan tubuh. Dokter Jeff menyampaikan bahwa mulai anak-anak hingga orang lanjut usia memerlukan vitamin D. Hanya saja, kadar kebutuhannya berbeda-beda. Tergantung dari usia juga berat badan.
Rata-rata pada orang dewasa lanjut dr. Jeff, kebutuhan vitamin D harian mencapai 600-800 IU per hari. Sementara anak-anak tidak bisa disamakan setiap anak lanatar masih dalam masa pertumbuhan dan disesuaikan dengan berat badan. Demikian juga kebutuhan vitamin D bagi lansia.
"Tergantung usia juga tergantung kebutuhannya. Beda dengan orang dewasa 600 unit aja sudah cukup. Tapi kalau usia 70 tahun ke atas ditambah sedikit 800 hingga 1000 unit. Kalau anak-anak ada variasinya, karena mereka terus bertumbuh. Tergantung berat badannya, tinggi badan," pungkasnya.
Baca Juga: Bisa Picu Penyakit, Ini Jenis Kekurangan Vitamin yang Paling Sering Terjadi
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah