Suara.com - Kanker usus adalah kanker yang dimulai dari usus besar, yakni bagian dari sistem pencernaan yang mencakup usus besar dan rektum. Saat sel kanker mulai berkembang biak di area tubuh itu, proses pencernaan pun bisa terganggu.
Akibatnya, penderita akan mengalami kebiasaan buang air besar yang berubah. Sejak lama, sembelit dan jarang buang air besar sudah dianggap sebagai faktor risiko kanker usus.
Sebuah Penelitian dalam jurnal Elsevier menunjukkan frekuensi buang air besar yang lebih tinggi juga meningkatkan risiko penyakit mematikan. Para peneliti pun mengambil data dari studi EPIC-Norfolk untuk menyelidiki hal tersebut.
Studi ini melibatkan 25.663 pria dan wanita berusia antara 45 dan 79 tahun yang tinggal di Norfolk, Inggris Raya. Mereka membuat 3 kategori untuk menilai frekuensi buang air besar para peserta, yakni kurang dari 4 sampai 5 kali buang air besar per minggu, 7 kali buang air besar per minggu dan lebih dari 2 sampai 3 kali buang air besar per hari.
Setelah melakukan analisis, para peneliti menemukan bahwa buang air besar lebih dari 2 hingga 3 kali per hari berkaitan dengan peningkatan risiko kanker usus secara signifikan, dibandingkan dengan buang air besar 1 kali sehari.
Mereka juga menemukan orang yang lebih jarang buang air besar justru menunjukkan risiko kanker usus yang lebih rendah. Selain itu, tekstur feses yang encer atau diare juga berkaitan dengan peningkatan risiko kanker usus 3 kali lipat.
NHS pun menyarankan semua orang untuk mengunjungi dokter bila mengalami gejala kanker usus selama 3 minggu atau lebih. Menurut NHS, dokter pasti akan menanyakan tentang gejala yang dirasakan pasien dan riwayat kanker usus di keluarga saat pemeriksaan.
Sayangnya dilansir dari Express, penyebab kanker usus masih belum jelas. Tapi, sebuah penelitian menunjukkan beberapa faktor bisa meningkatkan risiko kanker usus, termasuk usia, genetika, dan gaya hidup.
Orang yang memiliki satu atau lebih faktor risiko bukan berarti pasti akan terkena kanker usus. Penelitian ini menunjukkan bahwa banyak makan daging merah dan olahan bisa meningkatkan risiko kanker usus, tak hanya penyakit jantung.
Baca Juga: Temuan Terbaru, Vaksin Covid-19 Pertama Bisa Lawan Varian Baru Virus Corona
Daging olahan adalah segala daging yang telah diolah untuk diawetkan dan/atau ditambahkan perasa. Misalnya bacon, salami, sosis, daging kaleng dan chicken nugget.
Faktor lain yang meningkatkan risiko kanker usus, termasuk kelebihan berat badan atau obesitas, aktivitas fisik, merokok, minum alkohol, usia dan riwayat keluarga.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
- 5 Promo Asus ROG Xbox Ally yang Tidak Boleh Dilewatkan Para Gamer
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!