Suara.com - Sudah lebih dari setahun pandemi Covid-19 menghantam seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia. Dan hingga saat ini, jumlah kasus harian infeksi virus tersebut masih bergerak secara dinamis. Sampai saat ini, pemerintah masih terus berusaha untuk menanggulangi agar penyebaran virus Covid-19 ini bisa segera berakhir.
Menanggapi hal tersebut dr. Tirta Mandira Hudhi pun mengungkapkan beberapa alasan mengapa pandemi Covid-19 hingga saat ini belum juga berakhir. Melalui video yang diunggahnya di akun TikTok pribadinya @tirtacipeng.
Dalam video tersebut, dr. Tirta menyatakan penanganan Covid-19 pada dasarnya sejak tahun lalu pemerintah telah gencar menerapkan 3 M dan 3 T sebagai protokol kesehatan, yakni 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak) dan melakukan 3T (Testing, Tracing, dan Treatment).
“Dan gaya hidup bersih sehat yang displin,” kata dr. Tirta dikutip dalam video yang diunggah di akun TikTok milik pribadinya tersebut.
Menurutnya, sudah ada beberapa negara yang sukses menghilangkan virus Covid-19 yakni New Zealand, Australia, Taiwan, dan Cina.
“Makanya mereka sudah bisa konser rame-rame. Kenapa, karena displin mereka dan pemerintahnya juga displin,” ujarnya.
“Di Indonesia, TBC aja masih di nomor dua atau tiga. Mengatasi TBC aja kita masih kelimpungan. Padahal edukasi sudah dari posyandu dan puskesmas. Penanganan di tempat kita itu malah kencang drama Covid daripada penanganan Covid-nya,” ujarnya.
Ia pun mencontohkan, kebijakan berubah-ubah. Banyak juga para penguasa atau pemerintah yang justru banyak melanggar kebijakan terkait protokol kesehatan.
“Terus pemerintah pusat sama daerah suka berseberangan. Terus swab antigen juga sekarang bukan lagi jadi screening, swab antigen sekarang jadi syarat perjalanan. Belum mutasi virus yang yang semakin berbeda lagi,” ujarnya.
Baca Juga: Sosiolog Robertus Robet: Mudik Bisa Dilarang, Tapi Tak Bisa Dihentikan
Menurutnya, sudah banyak pihak yang melakukan edukasi agar tetap displin dalam menjalankan protokol kesehatan. Tetapi masih ada saja masyarakat yang melanggar.
“Edukasi dibilang menakuti, nggak edukasi salah,” katanya.
Oleh sebab itu, ia pun menyarankan kepada masyarakat saat ini untuk menjaga kesehatan sendiri-sendiri dan tetap menjalankan protokol kesehatan agar pandemi di Indonesia bisa segara berakhir.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif