Suara.com - Pasien gagal jantung yang menjalani perawatan intensif di rumah sakit berisiko alami kematian. Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di RSUP Jakarta dr. Nana Maya Suryana, SpJP-FIHA., mengatakan bahwa kemungkinan pasien meninggal bisa mencapai 17 persen.
"Pasien yang dirawat akibat gagal jantung itu sebesar 17 persen akan mengalami kematian pada masa rawatan. Jadi ini cukup besar. Kemudian dalam satu tahun juga bisa mengalami kematian sekitar 11 persen," kata dokter Nana dalam siaran langsung Radio Kesehatan Kemenkes, Selasa (11/5/2021).
Sekalipun berhasil menyelesaikan pengobatan rawat inap, menurut dr. Nana, pengidap gagal jantung masih berisiko mengalami perawatan berulang atau rehospitalisasi, sebesar 17 persen.
Diakui dr. Nana bahwa jumlah pasien gagal jantung di Indonesia kian meningkat. Data terakhir dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes tahun 2018 disebutkan bahwa 1,5 persen penduduk Indonesia itu terdiagnosis oleh dokter sebagai pasien gagal jantung.
"Jadi itu sekitar hampir 30 ribu orang yang menderita penyakit gagal jantung. Pada Perhimpunan Dokter Kardiovaskular juga memiliki data, di mana dari 10 center kelainan jantung di Indonesia didapatkan bahwa rata-rata usia pasien yang terkena gagal jantung ini berkisar antara 57 tahun. Walaupun memang yang terbanyak proporsinya itu di atas 60 tahun," katanya.
Ia menyampaikan, pasien gagal jantung ada dari segala usia. Mulai dari usia muda di bawah 40 tahun sampai usia lanjut di atas 60 tahun. Tetapi usia rata-rata berkisar 57 tahun. Kemudian, proporsi pasien gagal jantung pada laki-laki juga lebih banyak daripada pada pasien perempuan.
Faktor usia memang sangat mempengaruhi kondisi jantung, lanjutnya. Pada umumnya, gagal jantung akan semakin meningkat semakin lanjut usia seseorang.
Dari berbagai macam penyakit jantung, seperti jantung koroner, penyakit jantung hipertensi, kelainan irama jantung, hingga penyakit bawaan dan kelainan jantung katup, dr. Nana menyampaikan bahwa jika tidak ditangani dengan optimal maka pasien akan berujung dalam kondisi gagal jantung.
"Tapi juga banyak hal di luar jantung yang juga berkontribusi untuk terjadinya gagal jantung. Seperti kondisi diabetes, kemudian pada pasien-pasien yang merokok, obesitas, konsumsi alkohol berlebihan. Kondisi-kondisi itu juga bisa menyebabkan terjadinya gagal jantung. Tapi memang semakin bertambahnya usia tentu risiko untuk terkena penyakit jantung akan semakin meningkat," paparnya.
Baca Juga: Mantan Pasien Covid-19 Harus Periksakan Kondisi Jantung, Ini Alasannya!
Ia menambahkan, data yang dimiliki Perhimpunan Dokter Kardiovaskuler tercatat bahwa lebih dari 42 persen pasien gagal jantung berusia di atas 60 tahun. Walaupun tidak menutup kemungkinan bahwa usia muda pun bisa terkena gagal jantung.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 7 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Alpha Arbutin untuk Hilangkan Flek Hitam di Usia 40 Tahun
- 7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet
Pilihan
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
Terkini
-
K-Pilates Hadir di Jakarta: Saat Kebugaran, Kecantikan, dan Wellness Jadi Satu
-
Plak, Gusi Berdarah, Gigi Berlubang: Masalah Sehari-Hari yang Jadi Ancaman Nasional?
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru