Suara.com - Virus corona penyebab sakit Covid-19 masih terus menginfeksi manusia dan memakan korban jiwa. Data Worldometers, Sabtu (15/5/2021) menunjukkan total infeksi mencapai 162 juta kasus.
Dari data itu sudah ada sebanyak 3,3 juta orang yang meninggal dunia karena tak kuasa menahan keganasan virus. Sedangkan sebanyak 140,3 juta orang sudah berhasil dinyatakan sembuh.
Kini masih ada sebanyak 18,7 juta orang di dunia yang berstatus positif Covid-19, sebanyak 18,6 juta dalam kondisi tanpa gejala atau bergejala ringan. Sedangkan ada 103.604 orang dalam kondisi mengkhawatirkan alias sedang kritis.
WHO minta negara kaya sumbangkan vaksin ke negara miskin
Alih-alih memvaksinasi Covid-19 pada anak-anak, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO meminta negara kaya untuk menyumbangkan dosis vaksin ke negara yang lebih miskin, karena diprediksi tahun kedua pandemi diperkirakan akan lebih mematikan.
Penyataan ini disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus yang mengungkap kemarahannya pada sejumlah negara kaya yang memvaksinasi anak dan remaja. Padahal ada negara bagian yang lebih miskin baru mulai memvaksinasi petugas kesehatan dan kelompok rentan.
Sehingga Tedros meminta negara kaya tersebut menyumbangkan dosis vaksin pada skema pembagian vaksin global lewat program COVAX, untuk memastikan mereka yang paling membutuhkan mendapat perlindungan lebih dulu.
"Pada Januari lalu, saya bicara tentang potensi terungkapnya bencana moral. Sayangnya saat ini kita benar-benar menyaksikan bencana moral ini. Di beberapa negara, membeli banyak dosis stok vaksin, dan diberikan kepara kelompok berisiko rendah untuk divaksinasi," papar Tedros, mengutip Channel News Asia.
Tedros paham mengapa beberapa negara ingin memvaksinasi anak-anak, tetapi kata dia, alangkah baiknya keputusan itu dipertimbangkan kembali, dan sebagai gantinya sumbangkan vaksin dalam program COVAX.
Baca Juga: 22 Warga Positif Covid-19, Kampung di Kota Solo Ini Mengisolasi Diri
"Ini karena di negara berpenghasilan rendah dan golongan negara menengah pertama, stok vaksin Covid-19 bahkan belum cukup untuk mengimunisasi petugas layanan kesehatan, dan rumah sakit masih dibanjiri oleh orang yang sangat membutuhkan perawatan untuk menyelamatkan nyawa," pungkas Tedros.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025