Suara.com - Sejak mutasi varian virus corona India tersebar ke hampir seluruh dunia, ada kekhawatiran bahwa vaksin Covid-19 yang ada tidak mampu untuk melindungi. Mutasi virus itu dinyatakan kebal terhadap vaksin.
Varian India yang lebih menular, B.1.617.2 disebut sebagai "varian yang menjadi perhatian" di Inggris dan sekarang masuk ke Amerika Serikat.
Tetapi Dr. Anthony Fauci mengatakan data awal menunjukkan bahwa dua dosis vaksin PFizer dan Moderna yang sudah digunakan mungkin melindungi terhadap varian India dan jenis lainnya.
Data dari beberapa penelitian dalam beberapa hari terakhir menunjukkan vaksin mempertahankan antibodi terhadap berbagai varian selama enam bulan, kata Fauci pada briefing COVID-19 Gedung Putih hari Selasa.
Dia menambahkan data yang menggembirakan menunjukkan keefektifan untuk melindungi terhadap infeksi dan penyakit serius.
“Jadi ringkasnya, ini hanyalah contoh lain dari data ilmiah yang diperoleh… menunjukkan alasan lain yang sangat kuat mengapa kami harus divaksinasi,” kata Fauci selama pengarahan, yang diadakan secara virtual.
Varian India dipredikasi akan menjadi strain dominan di Inggris, kata pejabat kesehatan Inggris.
Sebuah perlombaan sedang berlangsung di Inggris untuk membendung varian tersebut, yang telah memporak-porandakan India dengan sejumlah besar kasus. Pakar kesehatan Inggris khawatir strain tersebut dapat membunuh sebanyak 1.000 orang per hari dan mungkin 50 persen lebih menular daripada strain 2020.
Upaya penahanan juga dapat bertentangan dengan upaya negara untuk mencabut pembatasan virus korona.
Baca Juga: Hits: Obat Covid-19 yang Langsung Mematikan Virus hingga Dilarang BPOM
"Jika virus secara signifikan lebih mudah menular, kami kemungkinan akan menghadapi beberapa pilihan sulit," kata Perdana Menteri Boris Johnson kepada wartawan pekan lalu.
"Saya harus sejajar dengan Anda bahwa ini bisa menjadi gangguan serius bagi kemajuan kita."
Moderna baru-baru ini mengumumkan hasil uji klinis yang menunjukkan bahwa mendapatkan suntikan ketiga dari vaksinnya meningkatkan keefektifannya terhadap varian yang pertama kali diidentifikasi di Brasil dan Afrika Selatan.
Dalam pengumumannya, perusahaan mengatakan diposisikan untuk mengubah vaksinnya saat mutasi baru muncul.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
-
Statistik Brutal Dean James: Bek Timnas Indonesia Jadi Pahlawan Go Ahead Eagles di Liga Europa
-
Harga Emas Antam Stagnan, Hari Ini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Poin-poin Utama UU BUMN: Resmi Disahkan DPR RI, Selamat Tinggal Kementerian BUMN
-
LPS soal Indeks Situasi Saat Ini: Orang Miskin RI Mengelus Dada
Terkini
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit