Suara.com - Gelombang kedua pandemi Covid-19 di India sejak Maret lalu membuat jumlah kasus di negara tersebut melonjak parah. Puncaknya pada pertengahan April, laporan kasus harian India mencapai 412 ribu lebih dalam satu hari, rekor terbanyak di dunia selama pandemi Covid terjadi.
Akibat kondisi tersebut, India disebut tengah mengalami badai tsunami Covid-19. Meski saat ini kasus harian India masih di atas 200 ribu per hari, tetapi dikabarkan telah alami pelandaian selama sepekan terakhir, terutama kota Mumbai yang jadi episentrum Covid di India.
"Per hari ini sudah melandai. Jadi kalau saya sampaikan, dalam seminggu terakhir di seluruh wilayah India sudah mulai menurun," kata Konsul Jenderal RI Mumbai, India, Agus Prihatin Saptono dalam webinar BNPB Indonesia, Rabu (19/5/2021).
Agus menyampaikan bahwa penanganan covid di setiap negara bagian India berbeda-beda. Pemerintah pusat enggan melakukan lockdown nasional seperti tahun lalu, karena berkaitan dengan ekonomi masyarakat. Sehingga, pembatasan wilayah hanya dilakukan oleh masing-masing otoritas negara bagian.
Meski demikian, Mumbai sebagai kota dengan kasus Covid terbanyak di India, dianggap relah berhasil mengendalikan paparan virus corona. Oleh sebab itu, negara bagian yang lain diminta mengadopsi cara pemerintah Mumbai, yang kemudian disebut sebagai Mumbai Model.
"Jadi suatu modal bagi negara bagian lain yaitu Mumbai model. Karena dari semua yang terjadi bisa dikatakan Mumbai atau Maharashtra sejak tahun lalu adalah yang tertinggi terkena Covid. Tetapi yang pulih juga paling tinggi," kata Agus.
"Ini kita disebut sebagai mumbai model, sebagai strategi yang diterapkan oleh pemerintah negara bagian maharashtra yang meskipun secara akumulatif kasus tinggi tapi lebih manageable," imbuhnya.
Ia memaparkan bahwa ada tiga strategi yang dilakukan di Mumbai dalam menangani kasus Covid-19. Di antaranya:
1. Manajemen hunian rumah sakit dan langkah penambahan jumbo isolution center. Kebijakan untuk pertambahan isolation center di enam distrik Maharashtra juga di pinggiran Mumbai.
Baca Juga: Tak Bawa Surat Bebas Covid-19, Pemudik: Kirain Gak Ada Pemeriksaan
Kapasitas jumbo senter terdiri dari 3.000 tempat tidur dan toilet mandiri, 1.000 tempat tidur dengan fasilitas oksigen dan 300 tempat tidir untuk ICU.
2. Manajemen storage oksigen. Pembangunan oksigen plan untuk setiap rumah sakit dan recofusing alokasi oksigen dari tiap pelaku industri. Menurit Agus, pasokan oksigen sangat krusial dalam penanganan Covid-19.
Di Mumbai telah dibangun jumbo tank oksigen plant kapasitas 30 ribu kilo liter per rumah sakit juga membangun command Center untuk isi ulang oksigen setiap kali 20 persen terpakai.
3. Manajemen activity dan aktif testing pasien covid. Pembatasan aktivitas dilakukan setiap minggu dan lockdown terbatas. Sehingga aktivitas hanya untuk kegiatan esensial dan staf kesehatan yang diizinkan.
Semua negara bagian juga bisa melakukan tes PCR sebanyak 200 ribu sampel per hari. Selain itu, diberlakukan penyegelan kawasan atau rumah setiap kali dikonfirmasi ada lima orang positif Covid-19.
Berita Terkait
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Resmi! Lionel Messi Balik ke Negeri Vrindavan Setelah 14 Tahun
-
Surplus Dagang Tembus 5 Tahun Lebih, RI Makin Untung Lawan AS dan India
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Jauh-jauh dari India, Lamaran Vlogger Ini Ditolak Gadis Baduy
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025