Suara.com - Aktivitas fisik di masa kanak-kanak dapat membantu mengembangkan keterampilan regulasi emosi dan perilaku. Hal ini yang kemudian akan memainkan peran penting dalam pencapaian akademis mereka.
Melansir dari Healthline, menurut penelitian baru dari Inggris terhadap 4.043 anak-anak menunjukkan bahwa aktivitas fisik bisa berpengaruh pada perilaku dan emosi mereka.
Dalam penelitian ini, orang tua dan guru menyelesaikan kuesioner untuk mengukur komponen emosional dan perilaku dari keterampilan pengaturan diri anak-anak pada usia 7, 11, dan 14 tahun. Aktivitas fisik anak diukur dengan faktor-faktor yang meliputi intensitas, durasi, dan kesenangan.
Untuk anak usia 7 tahun, aktivitas fisik secara positif terkait dengan keterampilan regulasi emosional di mana menghasilkan prestasi akademis yang lebih tinggi selama masa sekolah dasar.
Untuk anak usia 11 tahun, aktivitas fisik dikaitkan dengan regulasi perilaku dan secara positif mempengaruhi prestasi akademik.
"Hubungan ini memprediksi pencapaian akademis, menunjukkan bahwa aktivitas fisik sejak dini dan berkelanjutan merupakan elemen penting dalam perkembangan dan pendidikan anak-anak," catat para peneliti.
Para penulis juga menyoroti pentingnya memastikan anak-anak memiliki akses untuk melakukan aktivitas fisik.
"Aktivitas fisik terkenal dapat membantu menangani depresi, kecemasan, dan meningkatkan kesejahteraan emosional pada anak-anak," ujar Seorang ahli jantung pediatrik Dr. Jake Kleinmahon, pakar sukarelawan Asosiasi Jantung Amerika yang tak terlibat dalam penelitian.
Anak-anak yang terlibat dalam olahraga mempelajari manajemen waktu, keterampilan komunikasi, dan menerima umpan balik dari pelatih. Aktivitas fisik juga memungkinkan anak mengekspresikan emosi melalui gerakan secara produktif.
Baca Juga: Picu Anak Tetap Aktif selama Ramadan, Yuk Lakukan Tips Berikut
"Semua keterampilan ini membantu di dalam kelas dan meningkatkan perkembangan otak," kata Kleinmahon.
"Sebaliknya, ketidakmampuan untuk mengatur emosi dapat menghambat pembelajaran, menyebabkan gangguan perilaku, dan dapat berdampak negatif pada kehidupan mereka," imbuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Dokter Lulusan Filsafat yang 'Semprot' DPR Soal Makan Gratis: Siapa Sih dr. Tan Shot Yen?
-
Gile Lo Dro! Pemain Keturunan Filipina Debut Bersama Barcelona di LaLiga
-
BCA Mobile 'Tumbang' di Momen Gajian, Netizen Mengeluh Terlantar Hingga Gagal Bayar Bensin!
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
Terkini
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?