Suara.com - Setelah mendapatkan vaksinasi Covid-19 lengkap, tidak sedikit masyarakat termasuk tenaga kesehatan (nakes) yang menjalani pemeriksaan jumlah antibodi.
Hal ini dilakukan dan dijalankan langsung oleh Dokter Spesialis Paru, dr. Erlina Burhan, Sp.P (K) yang sempat rutin memeriksa jumlah antibodinya setelah mandapat vaksinasi Covid-19 dosis lengkap.
"Saya cek serologi saya, begitu divaksin hari pertama, hari kelima, hari ke-10, sampai sebulan kemudian. Saya ingin tahu, jadi kalau ditanya bisa cerita," ungkap Erlina dalam acara diskusi virtual Jumat (21/5/2021).
Hasilnya Erlina sebagai Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) menyarankan masyarakat tidak melakukan pemeriksaan antibodi setelah vaksin.
Ini karena kata Erlina, belum ada satupun alat tes, atau metode pemeriksaan yang tepat untuk mengukur jumlah antibodi yang bisa menangkal Covid-19, sebagaimana yang diterangkan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
"Karena banyak sekali bermunculan pemeriksaan seorology di laboratorium komersil, itu tidak selalu bisa mendeteksi antibodi yang terbentuk," terang Erlina.
Apalagi jumlah antibodi yang terbentuk di tubuh tidak secara langsung bisa menggambarkan bagaimana perlindungan terhadap satu penyakit seperti Covid-19.
"Kadang satu alat tidak bisa mendeteksi proteksi yang sudah terbentuk," tutur Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) DKI Jakarta itu.
Dan berdasarkan pengalaman Erlina, jumlah antibodi setelah pengecekan cenderung malah membuat panik dan khawatir, jika jumlahnya tidak sesuai harapan. Padahal bisa jadi alat yang digunakan justru tidak bisa mengecek dengan menyeluruh.
Baca Juga: China Jadi Negara dengan Tingkat Vaksinasi Covid-19 Tercepat di Dunia
"Kok saya antibodi cuma 20, terus jadi kepikiran, nggak bisa tidur, stres dan malah menurunkan sistem kekebalan. Jadi (periksa antibodi) tidak diperlukan dan tidak dianjurkan," pungkas Erlina.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
-
Toyota Investasi Bioetanol Rp 2,5 T di Lampung, Bahlil: Semakin Banyak, Semakin Bagus!
-
Gagal Total di Timnas Indonesia, Kluivert Diincar Juara Liga Champions 4 Kali
-
Rupiah Tembus Rp 16.700 tapi Ada Kabar Baik dari Dalam Negeri
Terkini
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern